Media sosial selalu menciptakan gebrakan-gebrakan baru baik dalam dunia ekonomi, sosial budaya maupun bahasa. Akhir-akhir ini di media sosial bermunculan kata-kata gaul yang trendy tetapi tidak tepat untuk digunakan dalam semua situasi.
Sebagai contoh, kata atau frasa gaul yang sempat viral beberapa tahun belakangan ini adalah, zaman now, otw, NHD, EGP TTDJ dan yang terbaru di pertengahan tahun 2022 adalah "healing".
Saya secara pribadi tidak nyaman menggunakan kata itu di dalam postingan media sosial sebab kata itu tidak bisa diletakkan sebarang di setiap situasi dan momen.
Saya melihat banyak sekali kaum milenial menggunakan kata healing ketika sedang rekreasi, traveling, ziarah, tour, dan makan bersama. Jelas kata healing tidak bisa diletakkan di situasi tersebut untuk menggantikan peristiwa yang sedang kita lakoni.
Kata healing berasal dari bahasa Inggris yang berarti penyembuhan, atau proses untuk menyembuhkan luka baik secara fisik maupun psikis.
Namun, sangat tidak dibenarkan kata healing digunakan untuk sesuatu yang sifatnya rekreatif. Mereka yang pergi rekreasi, ziarah, traveling bukan karena mereka sakit sebelumnya lalu seolah dengan meninggalkan rumah untuk pemulihan tenaga karena penat dengan tugas dan kerja lalu kita katakan luka dan butuh healing.
Jadi semua pekerjaan yang kita lakukan sebelumnya bukan suatu luka. Orang yang ingin mencari angin segar tidak berarti sedang terluka. Mereka melakukan itu karena hobi dan ingin refreshing.
Jadi mari kita bedakan healing dengan refreshing karena dengan adanya media sosial tanpa filtrasi, banyak generasi mudah menganggap yang viral dan trend itulah yang benar. Jadi seolah-olah kebenaran itu tergantung viral.
Salam literasi. Jangan lupa membaca ✍️
(Pojok Senja, 16 Mei 2022)
0 Comments