Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

Masa Depan Suriah & Peradaban Kristen

Orang Kristen Suriah 


Dua Minggu terakhir berita tidak mengenakkan tercium dari Timur Tengah. Sejak jatuhnya rezim Assad, kelompok pemberontak Suriah mengambil alih kekuasaan yang dipimpin oleh Ahmed Hussein al-Sharaa. Meskipun Suriah sudah memiliki pemimpin baru namun tanda-tanda untuk memulihkan negara dari perang saudara belum juga terlihat. Sesaat setelah rezim Assad runtuh, Pasukan Israel menggempur dari selatan untuk membersihkan perbatasan dari jaringan teroris.

Sejak akhir Januari 2025, negara Suriah mencoba membangun kembali jati diri dari puing-puing setelah perang panjang sejak 2011 silam. Namun usaha tersebut tampaknya akan sia-sia sebab dua Minggu terakhir ini, aroma politik balas dendam tercium di seluruh wilayah yang mendukung rezim Assad. Dalam bulan Maret ini, laporan berita menyampaikan peristiwa mengenaskan pasukan Keamanan menggeledah rumah-rumah komunitas Alawi dan Kristen serta minoritas lainnya serta membunuh mereka baik perempuan maupun anak-anak. 

Laporan terakhir hampir 1000 orang minoritas dibantai di rumah mereka. Mayoritas yang tewas adalah komunitas Alawi (Sekte Islam Syiah: Agama Assad), Druze dan Kristen Syriah. Pembantaian ini sebagai bentuk balas dendam politik namun anehnya pemerintah pusat Damascus tidak mengetahui sama sekali ada penyerangan ini dan bahkan Presiden Al-Sharaa berjanji untuk menghukum pasukan bersenjata yang telah menewaskan ribuan orang. Presiden juga melihat ini sebagai insiden terburuk sejak perang saudara 2011.

Sejak berita ini berseliweran di media sosial, terbersit di benak tentang nasib orang Kristen di seluruh Suriah. Suriah tanpa Kekristenan negara ini tidak punya masa depan. Uskup Agung  Homs Mgr. Jean Abdi Arbach  mengungkapkan bahwa tidak ada masa depan bagi Suriah tanpa Orang Kristen. Pernyataan ini sangat penting dan mendalam sebab negara Suriah berdiri di atas jejak-jejak peradaban Kristen Perdana. Pada zaman kekaisaran Romawi Suriah adalah Provinsi Romawi yang mencakup Timur Turki, Lebanon dan Galilea.

Provinsi Suriah menggunakan tiga bahasa. Pertama Bahasa Aram sebagai bahasa ibu dan Tuhan Yesus serta murid-murid menggunakan bahasa ini. Kedua bahasa Yunani sebab kebudayaan Yunani cukup kuat di bagian barat Suriah kini Turki dan menjadi bahasa perdagangan di sekitar laut Mediterania. Ketiga Bahasa Latin sebagai bahasa Nasional Romawi karena Suriah sedang dijajah Romawi. Provinsi Suriah menjadi provinsi asal Tuhan Yesus serta Rasul Paulus.

Ketika Yesus lahir Kirenius menjadi Gubernur Provinsi Suriah namun kaisar Agustus memerintahkan untuk sesus penduduk Romawi di kota Asal orang tua, maka Yusuf dan Maria berangkat ke Provinsi Yudea di Kota Betlehem dan pada saat itulah Yesus lahir namun setelah besar Ia bersama keluargaNya kembali ke Nazareth, Galilea Provinsi Suriah yang berbahasa Aram. Suriah menjadi tempat penting bagi sejarah peradaban Kristen. Rasul Paulus mengalami pertobatan luar biasa di Suriah.

Setelah Yesus Kristus naik ke Surga, komunitas Kristen Perdana di Damaskus, Anthiokia membentuk keuskupan yang kita kenal Keuskupan Anthiokia. Di Suriah Umat beriman  untuk pertama kalinya disebut Kristen. Akar Kristen di Suriah telah mengakar selama 2000 tahun. Meskipun demikian orang Kristen Suriah tidak pernah mundur dari imannya walaupun penganiayaan terhadap mereka cukup besar. Suriah menjadi tempat penting untuk sejarah Kristen.

Sejarah dan akar Kristen hampir tercabut pada masa invasi Islam dari semenanjung Arab ke Suriah  pada tahun 635 M atau pada masa Kekhalifahan Umar bin Khattab. Suriah (dahulu lebih dikenal sebagai Syam) jatuh ke tangan kaum Muslimin setelah pengepungan selama 70 hari. Jatuhnya Suriah ke tangan kaum Muslimin, menjadi akhir kejayaan Kristen saat itu kekaisaran Bizantium. Setelah seluruh wilayah Suriah dikuasai Basilika Santo Yohanes Pembaptis diambil alih dan diubah menjadi Masjid Umayyah.

 Pada masa Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik, antara tahun 706 hingga 715. Gedung Gereja Basilika Santo Yohanes Pembaptis dikuasai sepenuhnya oleh Islam di mana seluruh interior khas Gereja dimusnahkan dan digantikan dengan kaligrafi ayat Qur'an untuk menutupi mozaik-mozaik suci para Santo dan Santa. Gereja yang diubah menjadi Masjid ini kelak di kemudian hari menjadi model seluruh Masjid di seluruh dunia dengan arsitektur yang menawan seperti Kubah dan menara.

Setelah jatuhnya Suriah ke tangan Islam, peradaban Kristen mulai memudar dan menjadi minoritas kecil dan pada zaman Kekaisaran Ottoman Turki, hampir semua peradaban Kristen di Suriah dimusnahkan namun dengan iman yang teguh sisa-sisa peradaban Kristen tetap terjaga dan terpelihara dengan baik. Hingga pada akhirnya Ottoman runtuh 1924 dan berganti nama menjadi Turki, Suriah masih dikuasai Turki hingga pada akhirnya kalah dalam perang dunia II, Suriah diserahkan kepada Inggris 1944.

Secara bersamaan Prancis dan Inggris menduduki Suriah namun setelah Prancis mengevakuasi pasukannya pada tahun 1946, Suriah memproklamasikan kemerdekaan dan sejak saat itu Suriah berdiri sebagai negara merdeka dan Islam menjadi agama negara meskipun di sana ada komunitas Kristiani yang telah ada sejak abad pertama. Selama 2000 tahun Suriah berpindah kekuasaan dari tangan ke tangan komunitas Kristen tetap bertahan. Maret 2025 menjadi bulan kelabu bagi komunitas Kristen Suriah. Semoga perdamaian segera terwujud dan kebebasan untuk Orang Kristen dijamin.

Post a Comment

0 Comments