Napan adalah desa perbatasan yang berbatasan langsung dengan Oesilo, Timor Leste di bagian utara. Predikat desa perbatasan terasa ketika hasil referendum kemerdekaan diumumkan pada September 1999 setelah pengumutan suara 78% rakyat Timor Timur ingin merdeka.
20 Mei 2002, Timor Leste menaikan bendera, semua batas provinsi Timor-Timur dan NTT berubah status menjadi batas negara. Maka perlintasan Napan dijadikan markas militer sebagai pintu masuk.
Pada tahun 2003, Kemenhan membeli tanah di Napan untuk perluasan Pos TNI, BRIMOB, POLISI dan Kantor imigrasi. Perbatasan Napan tidak bermasalah mulai dari Noel Ekat, Pote hingga Bitfe sudah amam sejak traktat perjajian Belanda dan Portugis 1904 tentang tapal batas kedua wilayah ( Hadir Lukas Anunu Solo tua adat perbatasan).
Setelah merdeka, masyarakat Ambenu masih mengalami ketergantungan logistik dan BBM dari Indonesia sehingga transaksi ilegal ( jalan tikus) bertumbuh pesat dan untuk menyikapi hal itu, pemerintah menyediakan Pasar Perbatasan dan kini dibuka setiap hari Jumat dalam seminggu.
Namun beberapa fasilitas publik seperti lapangan umum sudah tidak terlihat lagi misalnya Lapangan Bola Kiunaek dan Kiubelus kini tinggal kenangan.
Pada tahun 2000 di Napan disediakan dua pos TNI, POS ATAS DAN POS BAWAH. Namun setelah tahun 2010, pos disatukan di Kabuk'ana, Napan.
Pada tahun 2002, Kampung Tes dimekarkan menjadi dua desa, Napan dan Tes. Kedua desa ini tetap satu karena relasi adat yakni Fatu Napan dan Ume Naekin Kuan Tes. Keduanya menjadi simbol persatuan Napan-Tes.
Pada tahun 2007, Napan dijadikan pusat pemerintahan Kecamatan Bikomi Utara dan SMP Negeri Napan mulai dibangun di Neofana.
Pada 2013, trans Kefamenanu-Pante Makassar diperluas dan jalannya menjadi indah dan pada saat yang sama, menara telkom berdiri sehingga warga Napan Tes tidak lagi menggunakan Telemor (hetan diak liu).
Pada 2017, PUSKESMAS NAPAN dipercantik seperti ratu dan memambah keindahan Napan.
Pada 2019, Pemerintah Pusat merencanakan 2 PLBN baru yakni NAPAN dan Oepoli. Dalam rencana PLBN Napan dibangun 2020 namun karena Covid-19, maka terealisasi di tahun 2021.
Pada 08 Oktober 2021, Bupati David Juandi melakukan sosialisasi jalan Sabuk Merah Napan-Inbate dan Napan-Wini. Dana untuk acara adat sebesar Rp. 10 jt. Dan dilaksanakan di Fatu Napan 13 Oktober 2021.
Saya menanti kisah selanjutnya dari Kuan Napan agar selalu dikenang dalam sejarah. Mohon catat setiap peristiwa yang terjadi di Kuan Bale agar diingat oleh generasi mendatang.
Semoga Napan menjadi kebanggaan dalam ikatan persaudaraan dan semoga kesejahteraan menjadi mimpi bersama. Sekian sekilas tentang Napan dari 1999-2022.
Matani, 10 Januari 2022✍
( Pesta Pembaptisan Tuhan)
0 Comments