Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

Jubah dan Luka ( Part 32 )

 

sanskertaonline.com

Sinar mentari pagi menembus kabut fajar nan tebal membalut  lereng gunung-gemunung yang masih diselimuti embun pagi di puncak sunyi nan dingin dengan sederet pepohonan menjulang tinggi menghiasi alam nan luas di balik bukit Fatuleu ‘batu keramat’ Timor. Bukit nan bersejarah menyimpan sederetan kisah dan kenangan pulau Timor.

Nama Timor telah tercatat dalam buku sejarah Cina Daoyi Chi Lue karya Wang  Da Yuan yang ditulis pada tahun 1350. Buku ini menjadi dokumen yang berisi sepenggal kisah di Timor.

Di dalam buku itu, dijelaskan bahwa wilayah Timor tidak tumbuh pohon lain selain cendana. Pernyataan ini kemudian memantik Cina untuk membuka kongsi dagang dengan Usif-Usif Timor sebab cendana sangat dibutuhkan untuk wangi-wangian sembahan. Maka cendana Timor ditukar dengan perak, besi, porselen kain dan manic-manik.

Gaharu membualkan aroma khas menandingi aroma cendana yang cetar membahana sejak abad XIII. Orang-orang Cina kala itu terbiuas aroma cendana yang harum mewangi dengan melintasi samudara dan melewati daratan untuk mencapai Timor negeri sejuta pohon cendana terbaik dunia.

Pesona gaharu dan cendana Timor kini tinggal kenangan. Warisan leluhur kebanggaan orang Timor kini menjadi sebuah cerita rakyat yang akan diulang-ulang dari generasi ke generasi. Cendana akan segera lenyap di makan zaman.

Di pelosok-pelosok wangi cendana tak tercium lagi. Sekalipun dahulu di kampung halaman Nene Paulina dan Bai Kketus, ketika masih remaja, nyaris semua pohon cendana tumbuh tak beraturan.

Setelah sekian lama tak pulang kampung ibunya, Vera bersama keluarga besar berlibur di kampung halaman ibunya. Nene Paulina dan Bai Kletus sering sakit-sakit. Tidak banyak kegiatan yang Vera lakukan selain merawat nenek dan bai yang sedang sakit. Di samping itu, ia bersama tetangga-tetangganya pergi ke kebun Opa Kletus untuk melihat pohon-pohon cendana yang ditaman waktu masih muda.


***

Senja Kota Kupang cukup terasa di Bukit Cinta. Ketika musim hujan tiba, punggung bukit Cinta dipenuhi oleh banyak orang sekadar mengejar keindahan hamparan rumput yang menghijau dan ingin mengabadikan momen senja dan keindahan teluk Kupang di utara dan Bandara El Tari di selatan.

Sekelompok anak muda telah memadati hamparan Bukit cinta dengan menikmati jejak-jejak Jepang di sana berupa bekas benteng pertahanan Jepang saat melawan sekutu tahun 1942-1945. Di Kota Kupang terdapat banyak benteng Jepang yang digunakan untuk mempertahankan Timor dari serangan Sekutu.

"Vian, lu tau ini bangunan dia punk carita ko?" tanya Karel sambil menunjuk pada bekas benteng di Bukit Cinta. "B cuman tau kalo ini bekas benteng Jepang. Sebenarnya ada banyak sih kalo yang ini tujuannya untuk memantau musuh yang akan mendarat di bandara dan juga dari laut karena katong di sini bisa liat laut" kata Vian menjelaskan.

"Ow begitu ko, b ju ada dengar cerita bilang di Amarasi ju ada satu benteng Jepang bilang besar sekali", Lanjut Karel. "Iya benar beta su sampe itu kalo sonde salah dekat Oepaha Amarasi Barat. Benteng itu yang paling besar karena menjadi gerbang bagi Jepang supaya gempur Australia. Jadi waktu itu sebagian besar tentara Belanda lari ke sana. Makanya jatuhnya Pulau Timor ke tangan Jepang sangat merugikan Sekutu" jelas Vian.

Viand dan Karel hari ini sedikit mendalami bekas benteng peninggalan Jepang di Kota Kupang. Ada beberapa di sekitar Kampus UNDANA, ada juga di Liliba dengan sebuah terowongan yang dalam dan menurut kisah, bahwa di tempat itulah para budak seks Jepang ditampung yang didatangkan dari Rote dan Sabu.

Selain itu, Jepang juga membuat penginapan di Naimata seperti barak militer dan memasang instalasi air minum dari Baumata. Kurang lebih lokasi itu sekarang berada di belakang Kapela St. Fransiskus Xaverius Naimata. Dan masih banyak kisah lain yang bisa digali di Kupang terkait kekuatan Jepang di Timor.

Bekas Benteng Jepang di Bukit Cinta

***

"Pagi Kaka, beta mau ketumu ada bahas soal ini sekalian minta masukan" chat Lidya di Filip. "Kalo ada waktu bisa datang sebentar sore sa soalnya ini hari beta waktu bebas karena su ais UAS" balas Filip. "Ok kaka nanti beta telpon ko jemput di gerbang, b takut anjing dong" kata Lidya. "Aman sa kalo sampe, sebut b punk nama tiga kali pasti su aman hhh" kata Filip terbahak-bahak. "Hus sembarang sa, b trauma a deng anjing" kata Lidya. "trauma karna basong suka makan daging anjing campur sayur kol sambil menyanyi ‘ sayur kol, sayur kol’ makanya anjing emosi hhhh" kata Filip mengejek.

"Kaks e b omong serius ni, bisa ko hidup ni serius b ke hidup di dalam sandiwara panggung lawak. Sudah dapat PHP sekarang mau dijodohkan lagi" kata Lidya. "Apa? co jelasakan PHP dengan dijodohkan" balas Filip. "Ee sonde b keseleo lidah sa, jadi maksudnya nanti b pi baru b cerita b punk isi hati gitu" kata Lidya.

"O gitu b harapa cuman isi hati o, kalo isi perut nanti dengan Om Klemens sa hhhh" Filip bercanda. "His sebut sembarang sa orang punk nama Om Klemens sapa lai tu"  "Ada katong punk karyawan di sini dia lucu sekali" "O lucu sekali sa b kira berulang kali" "His b pu maksud orangnya humoris bukan sekali dua kali sampai di kali cuci rambut pake makarso" kata Filip.

"Hei kenapa su omang sampai kali dan makariso ni helloo b punk rambut lurus aa jadi tolong do,,,hhh" "His b tadi mau menyanyi aa, 'Nona Oekolo mandi kali lepaskan rambut sampai di kaki’ itu lagu dari Nunkolo TTS" "Ehh b sonde toe oo mau dari mana sa pokonya sebentar sore tunggu b di gerbang kalo sonde b batariak ko pastor dong marah san lu" kata Lidya.

Lidya pun memberi alasan kepada ibunya untuk mengurus ijazah. Namun hari itu dia sebenarnya ada undangan untuk mengikuti syukuran ulang tahun tetangga yang ke-15. Namun ia tahu karena masih keluarga dekat dengan Jerry dan pasti dia hadir. Sehingga ia mencari alasan untuk pergi ke tempat lain.

"Lidya, siap su pi acara" kata ibunya. "Ma e b mau pi urus ame ijazah do di kampus" kata Lidya. "Bukannya su urus bulan lalu?" tanya Ibu. "Bukan ma itu cuman surat keterangan lulus sa, kalo ijazah belum ma e, pokoknya ma dong yang pi sa" kata Lidya memelas.

"Sonde bisa lu ju harus ikut soalnya keluarga dekat Jerry tunanganmu" katw ibu memaksa. "Ma e kenapa selalu harus kaitkan dengan Jerry terus….’ ‘Hallo selamat sore pak, o baik beta segera ke sana’ "Ma b jalan do dosen su tunggu"


Bersambung

Post a Comment

0 Comments