Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

Keluarga: Benih Pertama Panggilan (Zoom bersama Keluarga Para Frater & Bruder Claretian)

Dokprib

Dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Kematian St. Antonius Maria Claret yang ke-151, Komunitas Seminari Hati Maria mengundang keluarga para frater dan bruder Claretian untuk mengambil bagian dalam pesta Claret tahun 2021 dengan mengikuti zoom keluarga.

Pada sore hari ini, Selasa (19 Oktober 2021), segenap keluarga para frater dan bruder Claretian   mengikuti sharing panggilan dan sharing Konggregasi. Sharing ini bertujuan untuk saling mengenal keluarga para frater dan keluarga bisa mengenal CMF lebih baik sehingga keluarga tidak salah menyebut nama biara di mana anak mereka dibentuk. 

Adapun pertemuan zoom sore hari ini, dipandu oleh Fr. Emil Riwu, CMF dan yang membagi layar power point dan video adalah Fr. Dominikus Gultom, CMF. Mereka adalah operator zoom sehingga pertemuan virtual ini bisa berjalan baik.

Pertemuan dibuka dengan doa yang dipimpin oleh Fr. Bastian Harjoni, CMF. Lalu diikuti dengan saapan pembuka dari Superior Komunitas Seminari Hati Maria, P. Ferdi Mello, CMF terkait maksud dan tujuan pertemuan virtual ini.

Dokprib

P. Ferdi Mello, CMF menegaskan bahwa, pertemuan zoom ini adalah kesempatan indah walaupun hanya berjumpa melalui layar hp dan laptop. Melalui perjumpaan ini, rasa rindu akan para frater bisa tersalurkan. Pater juga bersyukur atas kemajuan teknologi meski kita berjauhan namun terasa begitu dekat.

Selain itu, Pater juga mengungkapkan alasan para frater dan bruder tidak berlibur oleh karena pandemi Covid-19 yang masih mewabah sehingga komunitas memutuskan untuk berlibur di biara. Melalui pertemuan ini, kita merasa semakin dekat dengan keluarga sebab benih panggilan dimulai pertama dari keluarga.

“Panggilan di sini bersumber dari keluarga. Kami ada di sini karena ada dukungan dari keluarga. Peristiwa ini memberi semangat untuk selalu dekat dengan frater dan bruder untuk mendukung mereka dalam panggilan.  Kami selalu dekat dengan keluarga dalam doa-doa kami agar selalu sehat dan usaha selalu berhasil.” Ungkap P. Ferdi, CMF dalam sapaan pembuka.

Selanjutnya P. Ferdi Mello juga mengungkapkan isi hati kepada keluarga mewakili Kongregasi untuk sumbangan para frater dan bruder dalam Kongregasi Para Misionaris Claretian. Sebab keluarga telah memberikan putera-putera terbaiknya untuk misi gereja dalam Kongregasi Claretian.

“Mewakili Kongregasi Para Misionaris Claretian, saya mengucap terima kasih kepada keluarga yang telah mempersembahkan putera-putera terbaiknya untuk gereja dan misi melalui Kongregasi Para Misionaris Claretian” tandas Superior Komunitas di penghujung sambutan.

P.Ferdi Mello, CMF

Setelah sambutan dari P. Ferdi, kegiatan disambung dengan sharing dari P. John Jeramu, CMF tentang selayang pandang St. Antonius Maria Claret, pendiri Kongregasi Putera-Putera Hati Tak Bernoda Maria. Claret adalah anak ke-5 dar 11 bersaudara buah hati Juan Claret dan Yosefa Clara. Ia lahir di Sallent, 23 Desember 1807.

Pada usia 17 tahun (tahun 1825) ia pergi belajar di Barcelona. Lalu pada September 1829, ia masuk biara dan ditahbiskan imam pada 13 Juni 1835. Kemudian mendirikan CMF: Cordis Mariae Fillius pada 16 Juli 1849 bersama rekan-rekannya di Vich.

Ia wafat di Fronfroade, Prancis 24 Oktober 1870 dan dinyatakan kudus oleh Paus Pius XII pada tahun 1950. Ia adalah satu-satunya peserta Konsili Vatikan I pada tahun 1870 yang digelari orang Kudus.  

Setelah itu sharing panggilan dari para frater yang diwakili oleh Fr. Paskal Tiwu, CMF. Dalam curahan hatinya terkait dinamika panggilan hidup membiara, ia mengungkapkan peluang dan tantangan dalam menjalani panggilan ini. Bahwa baik sebagai biarawan maupun sebagai keluarga kita sama-sama memiliki kesulitan.

“Jika bapa dan mama bertanya ‘mengapa ganteng-ganteng memilih masuk biara?’ maka mengutip apa yang pernah disampaikan oleh P. Ferdi Mello, CMF bahwa untuk menjawab pertanyaan itu, harus dijawab dengan pertanyaan juga ‘mengapa bapa dan ibu cantik dan ganteng memilih untuk menikah?” tandas Fr. Paskal dalam sharingnya.

Selain itu, Fr. Paskal juga mengatakan bahwa para frater bahagia di dalam biara sebab ketika mereka meninggalkan keluarga mereka dan masuk dalam komunitas Claretian, sebenarnya para frater dilahirkan kembali dalam rahim “Hati Tak Bernoda Maria”. Claretian adalah keluarga baru para frater dan bruder.

“Kami dibentuk menjadi saudara dan dilatih menjadi pelayan yang baik di masa depan” demikian sepenggal kalimat dari sharing yang disampaikan Fr. Paskal tentang pentingnya persaudaraan dalam komunitas Para Misionaris Claretian.

Selain perwakilan dari para frater, adapun sharing dari perwakilan keluarga para frater. Ada dua keluarga yang dipilih untuk mewakili para frater dalam sharing tentang anak-anak mereka yang memilih masuk dalam komunitas kerasulan Para Misionaris Claretian. Keluarga yang pertama adalah keluarga Fr. Teo, CMF yang disampaikan oleh Kakaknya Pak Yos.

Dalam sharing tersebut, keluarga Frater Teo sangat berterima kasih atas inisiatif komunitas SHM mengadakan pertemuan virtual ini. Ia juga mengungkapkan bahwa para frater sangat bersemangat mengikuti aturan dalam biara. Ia pun mengungkapkan bahwa keluarga memiliki kerinduan untuk berjumpa dengan frater Teo.

“Ada keluhan dari Frater Teo bahwa hidup di dalam biara cukup sulit. Sebab teman-teman seangkatannya sudah kuliah dan kerja. Apa yang terjadi dalam biara ikutilah seperti air yang mengalir dan kita memohon kepada Tuhan agar semua boleh terwujud” tandas kaka Yos di akhir sharingnya.

Pak Yos

Setelah itu, perwakilan dari keluarga Fr. Arman, CMF. Kedua orang tuan frater Arman mengungkapkan semua pengalaman mereka bersama Fr. Arman sejak SD hingga ia memutuskan untuk masuk dalam Komunitas Kerasulan Misionaris Claretian.

“Frater Arman sejak SD, SMP dan SMA tidak punya pacar, saat dia memutuskan untuk masuk dalam biara CMF, kami keluarga sudah menyerahkannya 100%” tandas ibu kandungnya yang disambut tawa semua frater dalam zoom.

Setelah itu, ayahnya juga menambahkan pengalamnya ketika Arman hendak masuk biara dan keluarga berdoa agar ia bisa masuk di biara yang tepat. Dan dalam doa, ada petunjuk melalui mimpi bahwa Claretian adalah biara yang cocok.

“Kami bingung mau kasih masuk Arman di biara mana yang cocok. Akhirnya saya berdoa agar Tuhan memberi petunjuk biara mana yang cocok dan dalam mimpi saya melihat ada lima bruder dari Kupang yang datang. Lalu saya bilang biara Claretian yang cocok” tandas ayah Fr. Arman di ujung sharingnya.

Ayahnya menyampaikan banyak hal berkaitan dengan tantangan yang dialami oleh Fr. Arman terutama saat hendak ke Kupang ia jatuh sakit namun melalui doa keluarga, ia bisa sembuh dan boleh berangkat ke Kupang untuk melanjutkan jenjang formasinya. Doa keluarga sangat penting dalam ziarah panggilan ini.

Setelah semua sharing dari perwakilan keluarga, P. Ferdi Mello, CMF merangkum semua hasil sharing dalam beberapa bingkisan pesan yang bisa menjadi buah dari pertemuan zoom bersama keluarga. Pater berterima kasih atas semua cerita dan pengalaman orang tua yang telah mempersembahkan anak mereka.

Keluarga Claretian Napan

Pater juga menjamin bahwa para frater selalu sehat. Hanya melalui doa yang kita panjatkan kita dapat bertemu dan saling mendukung satu sama lain dalam setiap derap langkah hidup ini. Semua pengalaman ini akan memperkaya para frater agar bisa setia pada panggilan.

“Hanya doa yang kami panjatkan. Kami selalu berdoa bagi bapa mama sekalian. Di dalam setiap doa rosario pribadi kami, nama bapa dan mama selalu kami sebutkan dalam salah satu peristiwa kontas rosario. Dalam doa kita dapat bertemu. Dan jika ada kesempatan ke Kupang jangan lupa untuk berkunjung ke biara” demikian pesan terakhir dari Superior Komunitas, menutup seluruh rangkaian zoom keluarga hari ini.

 Salam Rooted and Audacious Querida Congregacion

Post a Comment

0 Comments