Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

Lul Meto: Tato Tradisional Yang Telah Ditinggalkan

 

Dokprib

Setiap budaya mempunyai kesenenian daerah. Kesenian-kesenian tersebut selalu  indah. Dalam Budaya Dawan ada satu tradisi kesenian yang diabadikan pada kulit. Tradisi tersebut adalah Lul Meto atau Tato Tradisional. 

Orang-orang Dawan zaman dahulu memandang tato sebagai kebudayaan yang wajib dimiliki oleh orang-orang yang telah beranjak dewasa. Tato tradisional yang dimiliki oleh orang Dawan bertujuan untuk mengukur kedewasaan orang-orang Dawan secara fisik.

Dewasa ini lul meto telah ditinggalkan karena perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi. Sejak memasuki bangku pendidikan tato dipandang sebagai tindakan terlarang dan dicap sebagai anak-anak yang bandel dan nakal.

 Sebab kebanyakan mereka yang bertato berperilaku buruk di tengah masyarakat. Sehingga syarat tidak boleh memiliki tato pun merebak di dunia pendidikan dan dalam mengambil bagian di jajaran pemerintahan.

Dalam budaya Dawan, tato merupakan tradisi leluhur turun-temurun. Tujuan utama dari Lul meto adalah sebagai tanda pengenal. Biasnya dibuat dengan asap pelita dipasang pada tempurung kelapa lalu arang dari asap itu dicampuri dengan air tebu/madu diaduk setelah itu ditulis dengan satu kayu kecil pada tangan menyerupai tulisan nama atau gambar binatang. 

Setelah itu, dengan duri bercabang dua dan ditusuk pada asap yang telah dilukiskan pada kulit hingga luka. Setelah kering maka warna hitam akan muncul mengikuti gambar dan model yang telah dilukiskan.

Orang-orang Dawan menggunakan Lul meto sebagai tanda pengenal diri sebab pada zaman dahulu belum ada KTP sehingga salah-satu tanda pengenal adalah tato pada dagu, lengan dan betis. Selain sebagai tanda pengenal, tato tradisional Timor juga mempunyai tujuan untuk mengukur kedewasaan seseorang. 

Orang-orang Dawan yang telah dewasa dengan sendirinya akan mendapat tato sebab mereka telah mampu menahan sakit dengan demikian mereka bisa diizinkan untuk mencari calon pendamping hidup sehingga mereka mampu melewati suka duka perkawinan bersama sampai kekal. Lul meto kini telah ditinggalkan karena kehadiran KTP.

Post a Comment

0 Comments