Dokprib |
Sore tadi sekitar pukul 15:05 dalam perjalanan pulang dari Pariti persis di depan SMA Reformasi Tarus, Kabupaten Kupang, terjadi kemacetan panjang.
Rupanya ada sebuah mikrolet mengejar sebuah truk kuning tanpa plat yang menyenggol kendaraan mereka. Sopir truk ditahan oleh beberapa mobil yang teperangkap kemacetan.
Lalu kondektur dan sopir yang mobilnya disenggol, menarik turun paksa sopir truk dan terlihat sempat dipukuli beberapa kali.
Namun dengan kekuatannya, sopir truk berhasil meloloskan diri dan berlari meninggalkan truknya menuju arah Noelbaki.
Aksi baku kejar tak terdindarkan. Terlihat beberapa pemuda berusaha mengejar sopir truk dengan kecepatan tinggi.
Kejadian sore tadi meninggalkan beberapa hal menarik yang bisa kita kaji. Pertama, adalah pihak sopir truk berusaha melarikan diri tanpa mau mempertanggungjawabkan tindakannya. Kedua, dari pihak korban, berusaha mengejar dengan intensi membalas dengan adu otot.
Kita bisa melihat dua fenomena kejiwaan manusia masa kini. Di mana kedua bela pihak berusaha menyelamatkan diri dengan kekuatan otot. Hal ini terlihat jelas dari aksi baku kejar di jalan.
Dan peristiwa ini merupakan pelajaran bagi semua pengguna jalan untuk rendah hati menerima resiko dan juga harus menggunakan akal sehat dalam menyikapi setiap peristiwa.
Cukup dengan otak, kita mampu menyelesaikan setiap permasalahan tanpa harus beradu otot dan berujung pada kematian dan penjara.
Mari kita mengedepankan otak kita daripada otot kita supaya negara ini aman. Banyak orang selama ini menyelesaikan masalah dengan otot tanpa melibatkan otak di dalam menyelesaikannya.
Mari gunakan akal sehat. Hanya dengan akal sehat, negara kita selamat (Ade Armando).
0 Comments