Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

Tradisi Usa' Sebagai Ungkapan Syukur

 


Masyarakat Dawan Napan mempunyai banyak khasanah budaya yang amat kaya dan jarang diketahui orang. Sebagai makhluk berbudaya tentu budaya adalah jiwa dari setiap adat istiadat. Dari sekian banyak budaya yang ada salah satu kekayaan budaya Dawan adalah tradisi Usa'. Term Usa' adalah kata bahasa Dawan yang paling kurang terjemahan kasarnya adalah ‘’Syukuran’’ makanan baru dari ladang berupa jagung muda, mentimun, semangka buah dan pucuk labu. Tradisi ini dijaga turun-temurun untuk menghormati rahmat dari Yang Mahatinggi.

Tradisi Usa menghadirkan bentuk ungkapan syukur atas ‘’Sensene fua fan ulan fuan,  kana fan neon fan (pena, ane, lole)’’. Yang adalah berkat berupa es delapan buah, hujan delapan titik sebagai simbolisasi dengan kesempurnaan pemberi hidup. Orang Dawan Napan setiap tahun sebelum menyantap hasil bumi pertama, mereka terlebih dahulu mengucap syukur kepada Uisneno afinit anesit, atas rahmat hasil bumi yang melimpah.

 Tradisi Usa didahului dengan Ritual Tfua Ton (Upacara Adat memohon hujan) di mana seorang Tobe (Tua Adat) mengambil Kasui’ kalili pael ane pael pena (suni), ke Napan (Hutan Adat) dari rumah adat (Ume Naek; Uem Leu).   Kasu’i akan dimasukan kembali  kembali ke Ume Naek dalam bentuk   pen pune naek aen siko mnanu: Jagung Puler besar dan padi bulir tebal. Ane, pena, okan, tefu, timun akan dimasukan kembali ke dalam Ume Naek  untuk diletakan di atas Tiang (Nij) dan altar (baki) bahwa hasil panen telah tiba.



Keramat! Jika Dilanggar !

Sebelum menyatap hasil bumi yang baru, orang Dawan terlebih dahulu melakukan ritual Taton (Usa') kepada para Leluhur yang telah mencurahkan berkat berupa hujan yang baik.  Jika tradisi ini dilanggar, maka bintang-binatang peliharaan orang Dawan akan terjangkit wabah dan mati. Lalu pada manusia, akan timbul penyakit kulit dan penyakit mata atau mendapat celaka dalam kerja. Orang-orang Dawan Napan sangat menjaga kekayaan budaya ini sehingga hasil alam yang mereka tuai selalu diberkati oleh leluhur sehingga musim berikut hasil panenan tetap baik.

Berbeda dari orang Banamas. Mereka tidak melakukan ritual Usa' sebab tanah mereka sudah ditentukan untuk hasil bumi berupa pisang, tebu, advokat, kemiri, jeruk. Dan ini adalah hasil utama mereka. Demikian juga di Pantai Utara hidup dari hasil bumi berupa ubi jalar, singkong dan hasil laut.  Sementara orang Belu nismetan nismuti  mereka hidup dari Sorgum dan sone.   Sedangkan orang Napan di bagian Bikomi Utara hidup dari jagung dan padi ladang berupa Pen pune naek ane siko naek.

Hewan korban yang digunakan dalam Tradisi Usa adalah ayam dan babi.  Darah kedua binatang korban ini akan diteteskan pada Nij ma Baki (Tiang dan altar) sebagai tanda bahwa hasil alam tahun ini baik setelah itu, Tobe membuka usus dan hati binatang korban untuk melihat divinasi dari leluhur tentang hasil ladang yang telah dipersembahkan dalam Usa'.  

Tambahan Khazana Anunus

    Orang Dawan mengenal budaya Nuni (Pemali). Jika boleh disandingkan dengan Tradisi Kristiani, Nuni adalah bentuk pantang Orang Dawan untuk tidak mengambil banyak hal menjadi miliknya. Bahwa orang lain juga mempunyai bagian yang sama untuk menikmatinya. Oleh sebab itu, budaya Nuni sangat penting bagi orang Dawan untuk mengontrol diri dalam hal makan. Orang Anunus pemali untuk mengambil sesuatu yang berasal dari pohon Enau baik untuk dimakan atau disentuh. Sehingga Anunus tidak diizinkan secara adat untuk minum sopi yang berasal dari Enau.

       Dari flora, Anunus pemali enau. Lalu dari fauna, Anunus tidak mengkonsumsi daging anjing dan tupai. Sebab konon, saat  Tua Siki Fkun mengiris pohon Enau, yang keluar bukan cairan enau tetapi mani-manik yang amat mahal dan berharga. Dan pada pohon tersebut seekor tupai sedang duduk bertengger di atasnya. Sehingga sejak saat ini Anunus tidak mengkonsumsi Tupai dan Enau.  

        Sementara untuk anjing, Anunus mengikuti Leluhhur tertua Neno Liurai yang mengkeramatkan anjing dikonsumsi karena anjing adalah pengawalnya yang setia saat keluar dari Wehali menuju Oe Nunuh Baihal. Neno Liurai mempunyai delapan ekor anjing dengan nama masing-masing sebagai berikut:   Lultunis, Tikal, Neo fanu, Naoflo, Tufe, Oebik, Meno dan Subait. Ini yang kemudian menjadi alasan mengapa Anunus pemali untuk mengkonsumsi sesuatu yang berasal dari enau, anjing dan tupai.

        Nuni mengajarkan kita untuk hidup berbagi. Sebab di suku lain mereka juga pemali namun objek yang berbeda. Ada yang pemali ayam, babi, ikan dan kambing. Dengan ini kita bisa belajar untuk berbagi secara sukarela dan ini terus dijaga sebagai kekayaan yang tidak bisa dihargai. Manusia Anunus adalah orang yang berbudaya yang terus menjaga khazanah kekayaan yang telah diwariskan dari masa lampau. Tidak banyak hal harus dikonsumsi. Ingat ! masih ada orang lain juga.

Sumber Primer: Wawancara Via Video Call WA, Bapa Benediktus Siki (13 Maret 2021)

Post a Comment

0 Comments