Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

Siapa Hakim di Media Sosial?

 


Bulan Juni lalu saya menulis satu opini terkait penggunaan media sosial. Opini itu bisa diakses di https://kupang.tribunnews.com/2025/06/02/opini-banalitas-media-sosial-dan-media-kontrol-sosial. Dalam tulisanku ini, saya mengangkat mentalitas penggunaan media sosial yang tidak terkontrol.


Namun pada tulisan ini saya memulainya dengan satu pertanyaan "Siapa Hakim di Media Sosial?" Apa maksud pertanyaan ini? Mari kita ulas dalam tulisan sederhana ini. Sejak peluncuran Facebook Profesional, terjadi perubahan gaya hidup. Banyak orang setelah mengenal FB pro, semua aktivitas di rumah dipublikasikan kecuali sedang di kamar mandi. Nah, berkaitan dengan konten-konten yang beredar apakah kita membatasi orang untuk membuat konten? Pertanyaannya adalah siapa kita?


Saya tertarik dengan komentar bapa ibu sekalian di media sosial terkait isi konten keluarga muda dari TTU (Regina Nule), yang menurut banyak orang sangat fulgar dan menjurus ke pornoaksi. Lalu bersama-sama orang menghujat, membuat video tanggapan dan lebih dari itu ada peringatan dari pihak paroki. Saya menyambut baik semua usaha dan niat baik ini untuk keluarga tersebut mengurangi konten-konten fulgar.


Sekarang mari kita jawab pertanyaan di awal tulisan ini, Siapa Hakim di Media Sosial? Jawabannya adalah diri kita sendiri hakim untuk diri sendiri. Apa maksudnya? Maksudnya ialah kita mempunyai pikiran, hati dan tangan atau dalam bahasa yang keren "rumus tiga N" yakni Nakaf, Nekaf & Nukuf. Nakaf itu berkaitan dengan pikiran dan otak artinya bahwa jika melihat konten yang tidak baik dipikiran lagi lalu di saring di Nekaf yakni hati kemudian disalurkan ke Nukuf atau tangan.


Ketika "Nakaf Nekaf & Nukuf" bekerja sama maka di ponsel bapa ibu sekalian ada tombol "Skip" jika ketiga hal itu berfungsi baik maka tombol skip sangat berfungsi di mana dengan tangan kita menekan tombol "skip" dengan demikian tidak akan muncul lagi di beranda media sosial kita. Yang menjadi persoalan ada kita menggunakan _Nukuf_ kita untuk klik tombol "komentar & share" maka itu akan muncul terus di beranda media sosial kita.

Saya justru tahu konten Regina Nule dari komentar bapa ibu dan bahkan sampai sekarang saya tidak pernah menontonnya sehingga tidak pernah muncul di beranda media sosial saya. Justru yang muncul adalah komentar bapa ibu sehingga banyak orang penasaran dan beramai-ramai mencari akun yang sedang dibahas itu. Saran saya gunakan rumus 3 N dan Klik tombol "Skip" seketika selesai. Jadi stop menjadi hakim bagi orang lain. 

Salam Siom Mafo Kulbes "Terima naungan dari satu guru" (Salu Miomafo Kuluan Maubesi).


Puruk Cahu, Kalimantan Tengah 

22 Agustus 2025✍️

Post a Comment

0 Comments