Orang Belanda yang lolos dari masa bersiap |
Banyak peristiwa sejarah di Indonesia "sengaja" dihilangkan dan tidak diajarkan kepada generasi selanjutnya oleh karena beberapa faktor. Namun di balik semuanya itu ada maksud dan tujuan yang hendak digapai.
Sejarah biasanya ditulis oleh pemenang. Ini adalah ungkapan yang cukup populer di kalangan penikmat dan pengamat sejarah dunia. Bahwasanya benar kemenangan biasanya menciptakan sejarahnya sendiri.
Judul tulisan ini ada tiga kata/frase yakni "Masa bersiap, Naturalisasi dan sepakbola" tentu ada maksudnya yang hendak diungkapkan di dalam tulisan ini mengingat Indonesia satu-satunya wakil Asia Tenggara yang lolos babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Timnas Indonesia 2024 |
Sejarah ini terukir setelah Indonesia menumbangkan Filipina 2-0 pada Selasa (12/6/2024) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Melalui hasil ini Indonesia resmi lolos ke babak 3 kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia sekaligus lolos langsung ke Piala Asia 2027.
Namun, di balik semua keberhasilan ini ada satu hal yang patut disyukuri yakni proses naturalisasi para pemain Belanda keturunan Indonesia sehingga jumlah mereka hampir mencapai 11 orang di dalam Tim Nasional selama perhelatan Piala Asia sehingga Indonesia bisa meraih posisi empat Piala Asia 2024.
Terakhir kali Indonesia (Hindia-Belanda) berlaga di Piala Dunia pada tahun 1938 namun situasi dunia saat itu dilanda perang sehingga tidak menggambarkan dunia sepakbola yang indah seperti saat ini.
Ada satu kesalahan fatal dalam sejarah yang tidak akan diampuni yakni "masa bersiap" di sekolah-sekolah sejarah ini tidak ditampilkan karena mengandung unsur sadisme bagi orang-orang Eropa dan Indo-Eropa.
Banyak yang tidak mengetahui apa itu masa bersiap. masa bersiap adalah suatu masa peralihan kekuasaan dari tangan Jepang kepada Indonesia atau pribumi dan disertai dengan gerakan gonosisa semua orang Belanda dan keturunan Belanda di Indonesia.
Timnas Indonesia (Hindia Belanda) 1938 |
Selama tahun 1945-1950, rakyat Indonesia baik tentara maupun rakyat sipil bangkit mengangkat senjata dan 'menghabisi' sekitar 5.500-10.000 orang Belanda dan keturunan sehingga sampai saat ini kita sulit menemukan orang-orang Belanda atau keturunan Belanda di Indonesia.
Jika "masa bersiap" tidak pernah terjadi dan semua orang Belanda yang ingin menetap di Indonesia diberikan status kewarganegaraan tanpa dibasmi, maka Indonesia pasti maju dalam segala bidang dan salah satunya tentu adalah sepakbola.
Selama masa kepelatihan Shin Tae-yong, banyak pemain keturunan Indonesia dimasukkan di dalam skuat timnas dan alhasil Indonesia bisa lolos empat besar Piala Asia 2024 dan lolos kualifikasi piala dunia 2026 serta lolos langsung di piala Asia 2027. Setelah kita jauh dari peristiwa terjadinya sejarah banyak hal yang kita sesali.
Para pejuang mungkin memiliki semangat nasionalisme yang tinggi dan dendam politik yang berkepanjangan berakhirnya diskriminasi ras (Inlander) sebagai kelas ketiga. Kelas satu adalah Belanda, kelas dua adalah keturunan, kelas kegiatan ada China dan Arab dan pribumi adalah kelas akhir.
Sejarah telah tertulis dan terjadi. Tanpa peristiwa itu mungkin sejarah tidak akan seperti saat ini. Selangkah lagi Indonesia menuju Indonesia emas. Mari satukan tekad untuk Indonesia yang lebih baik. Mari peduli dalam negeri dan memperbaiki yang ada daripada sibuk untuk mengurus negara lain.
Salam Olahraga dan Salam Jas merah (Jangan sekali-kali melupakan sejarah)
Keluarga Belanda di Indonesia sebelum masa bersiap |
0 Comments