Orang Indonesia sering dibuat bingung oleh bahasanya sendiri lantaran penggunaan kata ganti orang pertama yang memiliki beberapa kata yakni, Beta, Aku, Saya, Daku, Awak, Gua, Gue dan masih banyak lagi yang lain.
Dari beberapa kata ganti orang pertama yang telah disebutkan di atas, ada tiga yang cukup populer digunakan dan dua kata sangat khas di dalam dunia literasi atau Bahasa Indonesia yang formal dan baku yakni, Aku dan Saya. Lantas bagaimana bisa membedakan kata-kata ini dan kapan bisa digunakan?
Dalam bahasa Inggris kata ganti orang pertama adalah "I" dengan kata kepemilikan orang pertama adalah "My" dan "Mine" namun di dalam bahasa Indonesia ada banyak dan saya memilih tiga yang cukup populer yakni Aku, Saya dan Beta.
Di daratan Jawa, tentunya kata ganti Aku (Etnis Jawa) dan Gua/gue (Jakarta) lebih kental dari pada Beta dan Saya. Untuk saat ini, penggunaan kata ganti saya lebih dominan di wilayah Sumatra (Melayu) daripada di daerah lain. Sedangkan kata ganti orang pertama di Indonesia timur lebih dominan menggunakan "Beta" (Melayu Kupang, Melayu Ambon dan sekitarnya).
Nah mari kita telusuri arti dan makna ketiga kata ganti ini dalam percakapan sehari-hari orang Indonesia. Yang pertama adalah "Beta". Banyak orang Indonesia salah paham tentang penggunaan kata "Beta" di mana ketika mendengar orang berbicara dengan kata ini, konotasinya selalu tertuju pada orang-orang Timur karena memang kata Beta sudah digunakan secara luas dan dituturkan setiap hari.
Kata ganti orang pertama "Beta" dalam tradisi Melayu, merupakan kata ganti yang digunakan di kalangan bangsawan dan kerajaan dan kata ini hanya digunakan di wilayah istana dan tidak diperkenankan digunakan oleh semua orang. Sebagai bukti, sampai hari ini, Sultan Brunei Darussalam dan keluarganya masih menggunakan kata "Beta" dalam pidato dan sambutan kenegaraan.
Lalu "Saya" merupakan kata ganti orang pertama yang hanya boleh diucapkan oleh rakyat jelata atau para hamba yang bekerja di istana. Kata "saya" merupakan bentuk sempurna dari "sahaya" yang artinya adalah hamba atau abdi. Jadi saya juga bisa berarti hamba dan abdi.
Dan yang terakhir yakni "Aku" kata ini lebih populer di Jawa dan biasanya digunakan untuk percakapan dengan teman sebaya di mana ia menjadi jembatan antara "Beta" bangsawan dan "Saya" rakyat jelata dan para hamba. Oleh sebab itu kata Aku lebih dari sebuah jembatan percakapan.
Namun kini, makna asli dari ketiga kata ini tidak diperhatikan lagi. Seolah "Beta" adalah milik orang Timur, "Aku", milik orang Jawa, sehingga ketika orang Indonesia timur berbicara menggunakan "Aku" orang itu akan dicap sombong. Sedangkan "Saya" dianggap menjadi kata formal dalam bahasa Indonesia dan literatur lainnya. Sebetulnya kata "Beta dan Saya" hanya boleh digunakan di daerah yang menganut sistem monarki.
Setelah membaca ulasan ini, kita boleh mengerti bahwa beberapa lagu perjuangan Indonesia yang menggunakan kata "Beta" seperti Indonesia Tanah Air Beta dan Bandung Lautan Api merupakan ungkapan kebanggaan atas bangsa Indonesia sebagai tuan, raja dan bangsawan di negeri sendiri dan tidak lagi menjadi jongos dan hamba kolonialisme.
Demikian ulasan singkat dari ketiga kata ganti orang pertama yang digunakan sehari-hari oleh orang Indonesia baik di barat maupun di Timur. Indonesia kaya akan beragam bahasa. "INDONESIA RAYA, TANAH AIR BETA".
0 Comments