Kota Kefamenanu |
Usi Koko, Naijuf, Feotnai, Tamuk Ana, Tamuku Naek, Meo Ana, Meo Naek, Tobe, Mafefa, To Ana, To Anaet, Kolo Manu, Sufa ma Kauf abit hit Pah Bale Biinmafo, Kuan Kefa, kua amasat. Au useon kit ek nek hala, nek aomina ma aoleko henait Usi Apakaet nanebet in tulun ma halinat Neno Tunan.
Au usaeb nekseunbanit neu Ama Uisneno, Usi Tuan Pah Pinan, Neno Tnanan ma Neno Tunan, es natuin in manekan, hit tabei, tamlile ma tmalin bi neno alekot kot ma kuan bale Kefamnanu in neno haken ton 100.
Un-unu ma palmelo, Pah Meto feka nek mes es Nok es. Es esat noba In usif ma in tamukub. Makenat, manuat Kuan Nok kuan, tamukub nok tamukub ma usif nok usif he nasikan fomeni, haumeni, ninik ma one mbi pah nasi tnanan.
Talan tea ton 1515, Pah kaes muti sanun bi Lifau, hit makenat es nok es fe nanao. Tob Usi Beno, nataim Pah Kaes Muti Portugis hen hael Pah meto. Pah kaes Muti nasitbon neo kuan-kuan ma bale-bale he nami maus. Sin napen haumeni, ninik, ma one oket nek se neo sin kuan Pah Kaes Muti.
Nanaom an tea ton 1613, Pah Kaes Muti Balana, sanun bi Kopan, moe sin sonaf he naeka Kaes Portugis. Makenat Penfui ton 1749-1753 Meo Naek Gaspar Da Costa Nok Usi Koko Nai Sonbai maken hen liu Balan dan ma Portugis mes Meo Gaspar Balan en ken nisan.
Kaes Muti Portugis nloe meo ma solalus nako Topas ma Balana nloe atone Lotes ma Sabus. Tabu nane. Olas, Pah Balana hanuab sin pah, nako Kopan talan ntea Noemuti, oket nako Noemuti sinan moe sonaf mbi Noetoko. Tabu nane Pah Balana nakanab Pah Biinmafo nek, Onderafdeeling Noord Midden Timor.
Pah Balana tabu nane naplenat Pah Insana ma Pah Biboki, oket tea olas Letnan Skatel Olifiet na nak kua tuaf he naem bael feo he nafen sonaf Pah Balana. Sin napun nako Noetoko, Niilulat, Oefui, Ukimnantu, Fatuknapa, Noelekat, Oeapot, Faot Suba, Nunpene, Matmanas ma Tele. Kaes Muti naton sina nakaf nak Matmanas nok Tele es nalekon neis.
Mbi ton 1922, Ustuan Pedemors nok Pah Balana sina nak fini, napoen Sin sonaf maplena nako Noetoko, nek se neo Matmanas (Haumak nok Pas Feu Kefamnanu). Oket le bale nane n'no ma noelen saok, Pah Balana pukai nten sin sonaf nek se Neo Tele ( Haumak Nuntaen ma Oemenu. Matom Nok Neno 22 September 1922 Kuan Kefa jnael kot amasat neo Pah Balana he naplenat Kua Tuaf.
Tea nae, Kaes Balana he naem oemata ma kase nane naeuk Nok kua tuafes kan ne Mnune Bani. Kase nane ntot se nek Uab Labit, "Bi ija nmui Oemata ka kah?" mes In kanahinaf, oket inan lek In Noe Oemenu. Ma natae Kaes Muti "Kefamnanu tuan,, nane Kefamnanu" (Jurang dalam tuan, itu jurang dalam).
Nako tabu nane, Pah le nane nakan be nek "Kefamenanu" ma ton i, Kuan Kefa in Neno haken ton 100. Eim het nek mese ma ansao mes tafen hit kuan bale, Kuan Kefa. Maski tuaf bian es Pah ma bale bian, mes Kanabei tapnikan hit Kuan Bale, Kefamnanu in fomenin.
Tabe neon mahake Kuan Kefa mbi ton 100🎊🎂
Nako: Ana' sul muti ma lul metan Atoen Meto,
Jondry Siki, CMF
(Olas i naskol es Kopan)
Terjemahan Indonesia
Kisah dan Sejarah Kota Kefamenanu
(Secuil kisah tentang perjalanan sejarah Kota Kefamenanu di usia ke-100)
Yang mulia tuan raja, pangeran, Ratu, tamenggung baik yang besar maupun yang kecil, panglima kerajaan yang besar dan kecil, tetua adat, para juru bicara, rakyat jelata, rakyat kelas atas, cucu dan cece di Bumi Biinmafo, Kota Kefamenanu, kota yang indah. Kuhaturkan salam damai, dengan hati yang teduh dan dan sejuk agar Tuhan Mahapencipta boleh menurunkan pertolongan dan berkat surgawi.
Kunaikan syukur kepada Allah Bapa, Tuhan bumi, langit dan surga. Sebab berkat cinta-Nya, kita boleh bergembira dan berbahagia di hari yang indah ini di mana Kota Kefamenanu boleh merayakan hari ulang tahunnya yang ke-100.
Dahulu, Tanah Timor belum bersatu satu dengan yang lain. Setiap suku dengan rajanya dan temenggungnya. Perang antarkampung, tamenggung dengan tamenggung dan raja melawan raja untuk merebut keharuman Cendana, lilin dan madu di tengah rimba raya.
Hingga tahun 1515, orang-orang Eropa berlabuh di Lifau, orang-orang Timor masih saling memerangi. Rakyat Usi Beno, menerima dengan tangan terbuka orang Portugis untuk menjejakkan kaki di Tanah Timor. Orang berkulit putih kemudian menyebar ke kampung-kampung, dan daerah-daerah untuk mencari harta kekayaan. Mereka memperoleh Cendana, lilin dan madu kemudian diangkut ke negeri mereka di Eropa.
Hingga pada tahun 1613, kongsi dagang Belanda (VOC), berlabuh di Kupang dengan membangun benteng agar membendung pergerakan Portugis. Kemudian pecah perang Penfui pada tahun 1749-1753 yang dipimpin oleh Jenderal Gaspar Da Costa dan Yang Mulia Nai Sonbai untuk mengusir Portugis dan Belanda namun sayang, Jendral Gaspar tewas dalam pertempuran.
Orang Portugis merekrut tenaga veteran dari Topases ( Portugis hitam: Oekusi & Larantuka), dan Belanda merekrut prajurit dari Rote dan Sabu. Pada saat itu Belanda memperluas wilayah koloninya dari Kupang hingga perbatasan dengan Noemuti. Dari Noemuti mereka membangun benteng di Noetoko. Saat itu, Belanda menamai wilayah Biinmafo yang direbutnya dari Portugis dengan nama , Onderafdeeling Noord Midden Timor (Timor Tengah Utara).
Saat itu, Belanda memerintah seluruh wilayah kerajaan Insana dan Kerajaan Biboki. Lantas, Letnan Skatel Olifiet bersama orang pribumi Timor melakukan survei lokasi untuk memindahkan ibukota. Mereka melakukan penjelajahan dari Noetoko, Niilulat, Oefui, Ukimnantu, Fatuknapa, Noelekat, Oeapot, Faot Suba, Nunpene, hingga di Matmanas dan Tele. Kemudian diinformasikan kepada orang Belanda bahwa Matmanas dan Tele lebih cocok untuk menjadi ibukota yang baru.
Pada tahun 1922, Jenderal Pedemors bersama para petinggi Belanda di Timor, memindahkan ibukota dari Noetoko Matmanas (Dekat dengan Pasar Baru Kefamenanu). Karena banjir dan longsor, maka Belanda memindahkan lagi ibukota ke Tele ( Dekat Nuntaen dan Oemenu. Tepat pada tanggal 22 September 1922 Kota Kefa resmi menjadi Ibukota yang baru dan indah untuk Belanda agar bisa memerintah orang-orang pribumi.
Setibanya di lokasi yang baru seorang tentara Belanda ingin mencari sumber mata air lantas ia berjumpa dengan orang asli tempat itu, bernama *Mnune Bani.* Si tentara bertanya kepadanya dalam bahasa Melayu "Di sini ada sumber mata air?" tetapi orang pribumi itu tidak mengerti bahasa asing itu lalu ia menunjuk ke arah sungai Oemenu sambil berkata "Kefamnanu tuan,, nane Kefamnanu"(Jurang dalam tuan, itu jurang dalam).
Sejak saat itu, lokasi ibukota baru dinamai dengan "Kefamenanu" dan pada tahun ini Kota Kefa merayakan hari jadinya yang ke-100 tahun. Mari kita sehati sejiwa membangun kampung halaman kira, Kota Kefa, meski yang sedang berada di tempat rantau tetapi tidak boleh melupakan kampung halaman, Kefamenanu dan keharumannya.
Selamat hari jadi Kota Kefa yang ke- 100 tahun 🎊🎂
Oleh: Pegiat Literasi Atoen Meto,
Jondry Siki, CMF
(Saat ini mengenyam pendidikan di Kota Kupang)
Sumber bacaan: Buku Sedarah beda bendera & Buku Sejarah Kota Kefamenanu (Diktat SD/SMP)
0 Comments