Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

PERJALANAN HIDUP🦶

 

Kompasiana 

Jika hidup adalah sebuah perjalanan, maka manusia adalah makhluk peziarah (Homo Viator). Sebab, yang bisa melakukan perjalanan adalah makhluk hidup. Bintang adalah makhluk hidup dan bisa melakukan perjalanan. Perjalanan binatang dikenal dengan migrasi atau upaya untuk bergerak dari tempat yang tidak aman menuju tempat yang aman akibat perusakan habitat asli mereka atau karena telah kehabisan makanan. Lantas, bagaimana dengan perjalanan manusia? Manusia adalah makhluk hidup yang juga melakukan perjalanan, namun perjalanan yang ditempuh oleh manusia berbeda dari binatang. Jika bintang melakukan perjalan karena alasan habitat yang rusak, maka perjalanan manusia yang ditempuh oleh manusia memilik ragam motif yakni, untuk mencari nafkah ( ekonomi), mencari nalar (ilmu pengetahuan), dan mencari nama (popularitas). Tiga pencarian manusia  ini terangkum dalam diri manusia sebagai makhluk peziarah (homo viator).

Dari tiga pencarian hidup ini, kehidupan di daerah-daerah dunia ketiga seperti Indonesia dan beberapa daerah Afrika, masih bergelut dengan dua pencarian pertama dan kedua. Nah untuk mewujudkan tercapainya upaya untuk bisa mendapat nafkah dan nalar yang baik, maka perlu upaya pemerataan pembangunan di dalam negari. Kemampuan intelektual manusia mendorong manusia untuk membangun visi masa depan agar semua orang boleh sejahtera. Sebagai makhluk peziarah, Presiden Jokowi mungkin salah satu dari sekian banyak orang yang memaknai hidup sebagai perjalanan sebagai momen untuk menenun hidup di akhirat. Momen itu adalah sebuah peziarahan hidup.

Dengan demikian, hidup sebagai perjalanan dapat kita bedakan antara perjalanan binatang dan manusia terletak pada visi. Manusia melihat masa depan dari perjalanan ini dan ini boleh kita katakana sebagai ziarah sedangkan binatang melakukan perjalanan bukan karena ada visi di masa depan melainkan upaya untuk mengamankan hidup hari ini dengan bermigrasi ke tempat yang aman. Dengan itu kita bisa membedakan perjalan hidup binatang dengan perjalan hidup manusia yang diwarnai dengan pergolakan politik dan persaingan di bidang ekonomi untuk mengusai pasar global.

Peziarahan manusia dihitung sejak sel sperma dan sel telur bertemu dalam rahim atau peziarahan manusia untuk mengarungi samudra kehidupan terhitung sejak di dalam kandungan. Sejak saat itulah kehidupan manusia dimulai dan diakui sehingga pengguguran kandungan adalah dosa di mata iman dan kejahatan di mata hukum. Secara in potentia  janin adalah manusia secara namun in actu ia masih seonggok daging yang tak berdaya. Singkatnya, sejak kandungan ibu, peziarahan manusia sudah dimulai. 

Do Lako, Do Ita

Salah satu filosofi hidup orang Manggarai adalah Do Lako, Do Ita yang berarti berjalan banyak, melihat banyak. Bila hidup manusia selalu diperhadapkan dengan dua situasi yakni teks dan konteks, maka buku sebagai jendela dunia adalah konsep Do lako dan do ita dalam teks. Artinya dengan membaca orang akan melihat banyak ilmu pengetahuan tanpa melakukan perjalan fisik. Sebaliknya berziarah atau berpetualang adalah membaca sambil berjalan untuk melihat konteks dan situasi di sekitar. Dalam hal ini do lako dan do ita bisa dipahami secara harafia sebab kita melihat banyak dengan membaca konteks yang kita jumpai secara fisik.

Maka, buku dan ziarah adalah dua sumber pengetahuan yang mumpuni untuk mengerti arti dari do lako do ita.  Dengan buku orang berjalan banyak dan melihat banyak situasi dan ilmu pengetahuan dalam teks dan dengan ziarah, orang berjalan banyak dan melihat banyak situasi konkret dalam konteks. Ini adalah dua hal yang sering melingkupi manusia untuk mendapat informasi tentang kehidupan nyata dunia saat ini. Dan, Presiden Jokowi selama masa kepemimpinannya telah menghidupi filosofi do lako do ita. Ia berjalan banyak dan melihat banyak situasi kongkret masyarakat yang sederhana dengan pendekatan yang sederhana pula.

The Pilgrim of Life

Sebagaimana ulasan di atas bahwa hidup adalah perjalanan dan perjalanan manusia adalah perjalanan yang penuh reflektif dan kita kenal dengan peziarahan. Dan hidup adalah peziarahan the pilgrim of life. Sehingga setiap petualangan hidup manusia dengan segala keunikan akan bermuara pada satu gerbang kehidupan yakni gerbang surga. Manusia yang merefleksikan hidupnya adalah manusia yang mencari tiket ke hidup yang abadi.

Semua jalan yang kita tempuh akan bermuara pada hidup yang abadi dengan catatan di sepanjang perjalanan tidak ada hal yang menyakitkan hati Tuhan dan sesama. Segala perkara diatasi dengan cinta dan segala tantangan sepenjang jalan diselesaikan dalam doa. Semua mempunyai persoalan dan tantangan dan hanya orang yang sadar yang mampu untuk mengatasi semua tantangan dan tidak melarikan diri dari tantangan.

Hidup adalah peziarahan. Dan sepanjang ziarah itu cinta kasih dan kebaikan harus ditabur agar kelak litani kehidupan kita dibacakan kembali dan menjadi sedap didengar dan nyaman di hati. Oleh sebab itu, apa pun pilihan hidup yang kita jalani, semuanya tergantung pilihan kita untuk membubuhinya dengan cinta kasih dan persaudaraan agar kelak kita selalu diingat dalam kenangan.

Per Transit Benevaciendo

Hidup manusia harus selalu ditaburi dengan kebaikan. Selama peziarahan manusia, dan ke mana saja kita melangkah, berbuat baik adalah panggilan menuju keilahian. Setiap orang dibekali nilai-nilai kebaikan dan kebaikan itu harus dipancarkan sepanjang ziarah hidup manusia. Oleh sebab hidup itu adalah sebuah perjalanan, maka sepanjang jalan hendaknya selalu bubuhi setiap kenangan dengan berbuat baik bagi sesama.

Banyak orang menjadi baik karena ada yang ingin digapai. Misalanya kebaikan seorang wakil rakyat. Perbuatan baik yang ia tunjukan tidak murni untuk hidup sesama tetapi untuk kepentingan dirinya kelak dalam perhelatan politik pada pemilu dan ini tidak membawa pada satu nilai kebaikan sebab kebaikan dijadikan bahan untuk meraih keuntungan pribadi. Namun, sebagai manusia yang sedang berziarah, tetaplah berbuat baik di mana saja kita berada agar kelak orang mengatakan “per transit benevaciendo” ia berkeliling sambil berbuat baik.

Homo Viator

Manusia adalah makhluk peziarah. Di dalam peziarahannya, ada visi dan misi yang hendak digapai. Hidup bahagia adalah kunci utama dari suatu akhir peziarahan. Namun, selagi masih ada waktu untuk berziarah, hendaklah di sepanjang tapak-tapak peziarahan, ada benih baik yang ditabur di sana sehingga kelak ia boleh tumbuh dan menghasilkan buah yang lezat dan bunga yang indah.  

Banyak orang ingin bercahaya namun sumbu hidupnya tidak tersambung dengan minyak kehidupan sehingga lampunya meredup lalu mati ditiup oleh angin. Semua manusia hidup dalam aneka kebaikan baik dari alam yang dianugerahkan oleh Allah maupun oleh orang-orang baik yang selalu bermurah hati dengan bangsa ini. Tetap syukuri jalan hidup yang sedang dijalani sebab tidak ada yang lebih baik selain  kita sendiri yang memperbaiki jalan hidup kita jadilah cahaya di sepanjang jalan agar banyak orang bergerak menuju cahaya. Kita akan bercahaya kendati dalam situasi bahaya dan kita penting saat situasi genting.

Post a Comment

0 Comments