Kompasiana |
Jika
hidup adalah sebuah perjalanan, maka manusia adalah makhluk peziarah (Homo Viator). Sebab, yang bisa
melakukan perjalanan adalah makhluk hidup. Bintang adalah makhluk hidup dan
bisa melakukan perjalanan. Perjalanan binatang dikenal dengan migrasi atau
upaya untuk bergerak dari tempat yang tidak aman menuju tempat yang aman akibat
perusakan habitat asli mereka atau karena telah kehabisan makanan. Lantas,
bagaimana dengan perjalanan manusia? Manusia adalah makhluk hidup yang juga
melakukan perjalanan, namun perjalanan yang ditempuh oleh manusia berbeda dari
binatang. Jika bintang melakukan perjalan karena alasan habitat yang rusak,
maka perjalanan manusia yang ditempuh oleh manusia memilik ragam motif yakni,
untuk mencari nafkah ( ekonomi), mencari nalar (ilmu pengetahuan), dan mencari
nama (popularitas). Tiga pencarian manusia
ini terangkum dalam diri manusia sebagai makhluk peziarah (homo viator).
Dari
tiga pencarian hidup ini, kehidupan di daerah-daerah dunia ketiga seperti
Indonesia dan beberapa daerah Afrika, masih bergelut dengan dua pencarian
pertama dan kedua. Nah untuk mewujudkan tercapainya upaya untuk bisa mendapat
nafkah dan nalar yang baik, maka perlu upaya pemerataan pembangunan di dalam
negari. Kemampuan intelektual manusia mendorong manusia untuk membangun visi
masa depan agar semua orang boleh sejahtera. Sebagai makhluk peziarah, Presiden
Jokowi mungkin salah satu dari sekian banyak orang yang memaknai hidup sebagai
perjalanan sebagai momen untuk menenun hidup di akhirat. Momen itu adalah
sebuah peziarahan hidup.
Dengan
demikian, hidup sebagai perjalanan dapat kita bedakan antara perjalanan
binatang dan manusia terletak pada visi. Manusia melihat masa depan dari
perjalanan ini dan ini boleh kita katakana sebagai ziarah sedangkan binatang
melakukan perjalanan bukan karena ada visi di masa depan melainkan upaya untuk
mengamankan hidup hari ini dengan bermigrasi ke tempat yang aman. Dengan itu
kita bisa membedakan perjalan hidup binatang dengan perjalan hidup manusia yang
diwarnai dengan pergolakan politik dan persaingan di bidang ekonomi untuk
mengusai pasar global.
Peziarahan manusia dihitung sejak sel sperma dan sel telur bertemu dalam rahim atau peziarahan manusia untuk mengarungi samudra kehidupan terhitung sejak di dalam kandungan. Sejak saat itulah kehidupan manusia dimulai dan diakui sehingga pengguguran kandungan adalah dosa di mata iman dan kejahatan di mata hukum. Secara in potentia janin adalah manusia secara namun in actu ia masih seonggok daging yang tak berdaya. Singkatnya, sejak kandungan ibu, peziarahan manusia sudah dimulai.
Do Lako, Do Ita
Salah
satu filosofi hidup orang Manggarai adalah
Do Lako, Do Ita yang berarti berjalan banyak, melihat banyak. Bila hidup
manusia selalu diperhadapkan dengan dua situasi yakni teks dan konteks, maka
buku sebagai jendela dunia adalah konsep Do
lako dan do ita dalam teks. Artinya dengan membaca orang akan melihat
banyak ilmu pengetahuan tanpa melakukan perjalan fisik. Sebaliknya berziarah
atau berpetualang adalah membaca sambil berjalan untuk melihat konteks dan
situasi di sekitar. Dalam hal ini do lako
dan do ita bisa dipahami secara
harafia sebab kita melihat banyak dengan membaca konteks yang kita jumpai
secara fisik.
Maka,
buku dan ziarah adalah dua sumber pengetahuan yang mumpuni untuk mengerti arti
dari do lako do ita. Dengan buku orang berjalan banyak dan melihat
banyak situasi dan ilmu pengetahuan dalam teks dan dengan ziarah, orang
berjalan banyak dan melihat banyak situasi konkret dalam konteks. Ini adalah
dua hal yang sering melingkupi manusia untuk mendapat informasi tentang
kehidupan nyata dunia saat ini. Dan, Presiden Jokowi selama masa
kepemimpinannya telah menghidupi filosofi do
lako do ita. Ia berjalan banyak dan melihat banyak situasi kongkret
masyarakat yang sederhana dengan pendekatan yang sederhana pula.
The Pilgrim of Life
Sebagaimana
ulasan di atas bahwa hidup adalah perjalanan dan perjalanan manusia adalah
perjalanan yang penuh reflektif dan kita kenal dengan peziarahan. Dan hidup adalah
peziarahan the pilgrim of life.
Sehingga setiap petualangan hidup manusia dengan segala keunikan akan bermuara
pada satu gerbang kehidupan yakni gerbang surga. Manusia yang merefleksikan
hidupnya adalah manusia yang mencari tiket ke hidup yang abadi.
Semua
jalan yang kita tempuh akan bermuara pada hidup yang abadi dengan catatan di
sepanjang perjalanan tidak ada hal yang menyakitkan hati Tuhan dan sesama.
Segala perkara diatasi dengan cinta dan segala tantangan sepenjang jalan
diselesaikan dalam doa. Semua mempunyai persoalan dan tantangan dan hanya orang
yang sadar yang mampu untuk mengatasi semua tantangan dan tidak melarikan diri
dari tantangan.
Hidup
adalah peziarahan. Dan sepanjang ziarah itu cinta kasih dan kebaikan harus
ditabur agar kelak litani kehidupan kita dibacakan kembali dan menjadi sedap
didengar dan nyaman di hati. Oleh sebab itu, apa pun pilihan hidup yang kita
jalani, semuanya tergantung pilihan kita untuk membubuhinya dengan cinta kasih
dan persaudaraan agar kelak kita selalu diingat dalam kenangan.
Per Transit Benevaciendo
Hidup
manusia harus selalu ditaburi dengan kebaikan. Selama peziarahan manusia, dan
ke mana saja kita melangkah, berbuat baik adalah panggilan menuju keilahian.
Setiap orang dibekali nilai-nilai kebaikan dan kebaikan itu harus dipancarkan
sepanjang ziarah hidup manusia. Oleh sebab hidup itu adalah sebuah perjalanan,
maka sepanjang jalan hendaknya selalu bubuhi setiap kenangan dengan berbuat
baik bagi sesama.
Banyak
orang menjadi baik karena ada yang ingin digapai. Misalanya kebaikan seorang
wakil rakyat. Perbuatan baik yang ia tunjukan tidak murni untuk hidup sesama
tetapi untuk kepentingan dirinya kelak dalam perhelatan politik pada pemilu dan
ini tidak membawa pada satu nilai kebaikan sebab kebaikan dijadikan bahan untuk
meraih keuntungan pribadi. Namun, sebagai manusia yang sedang berziarah,
tetaplah berbuat baik di mana saja kita berada agar kelak orang mengatakan “per transit benevaciendo” ia berkeliling
sambil berbuat baik.
Homo Viator
Manusia
adalah makhluk peziarah. Di dalam peziarahannya, ada visi dan misi yang hendak
digapai. Hidup bahagia adalah kunci utama dari suatu akhir peziarahan. Namun,
selagi masih ada waktu untuk berziarah, hendaklah di sepanjang tapak-tapak
peziarahan, ada benih baik yang ditabur di sana sehingga kelak ia boleh tumbuh
dan menghasilkan buah yang lezat dan bunga yang indah.
Banyak
orang ingin bercahaya namun sumbu hidupnya tidak tersambung dengan minyak
kehidupan sehingga lampunya meredup lalu mati ditiup oleh angin. Semua manusia
hidup dalam aneka kebaikan baik dari alam yang dianugerahkan oleh Allah maupun
oleh orang-orang baik yang selalu bermurah hati dengan bangsa ini. Tetap
syukuri jalan hidup yang sedang dijalani sebab tidak ada yang lebih baik
selain kita sendiri yang memperbaiki
jalan hidup kita jadilah cahaya di sepanjang jalan agar banyak orang bergerak
menuju cahaya. Kita akan bercahaya kendati dalam situasi bahaya dan kita
penting saat situasi genting.
0 Comments