Fr. Isto Suri, CMF & Fr. Datus, CMF sedang melakukan Opus Manuale (kerja tangan) |
Kerja, kerja & kerja adalah seruan yang kembali dipopulerkan oleh Presiden Jokowi selama masa kepemimpinannya yang sedang berlangsung. Kerja kemudian menjadi nama kabinetnya selama masa kepemimpinannya hingga kini. Kerja menjadi identitas asali manusia yang melekat erat dengannya untuk menciptakan hidup yang lebih bermartabat.
Seruan untuk kerja ternyata sudah sejak berabad-abad lamanya. Dalam jejak perjalanan Gereja, para rasul sudah menganjurkan orang-orang beriman untuk bekerja. Sebab tanpa bekerja orang tidak dapat hidup. Salah satu tokoh gereja terkenal yang menyerukan kerja adalah St. Paulus yang dirayakan bersama St. Petrus pada hari ini Rabu (29 Juni 2022).
"Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan" (2Tes 3:10)
Seruan St. Paulus ini mengingatkan kita untuk tidak menganggap kerja sebagai beban tetapi sebagai aktualisasi diri.
Proses pengecatan Pot Bunga |
Berkaitan dengan kerja ini, sudah ada dua tokoh terkenal yang kembali mengulangi makna kerja dengan sudut pandang masing-masing. Pertama dari sudut pandang ajaran sosial Gereja. Sebagaimana tertuang dalam ensiklik Laborem Exercens.
Paus Yohanes Paulus II mengemukakan makna kerja sebagai aktualisasi diri dan keluhuran manusia dalam ensiklik Laborem Exercens artikel 4-10;
Makna pertama, adalah bahwa dengan bekerja, manusia merealisasikan dirinya sebagai mahkluk yang berakal budi yang tidak terpisah dari rencana penciptanya untuk menghadirkan kuasa-Nya di alam dengan mengelolanya dengan akal budinya.
Hasil kerja manusia |
Kedua, bekerja adalah cara yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya sebagai manusia yang perlu untuk bertahan hidup sebagai manusia seturut tatanan dari Sang Pencipta.
Ketiga, dengan bekerja, manusia mampu memberikan sumbangan bagi kesejahteraan masyarakat yang lebih besar, yang mana dimulai dari keluarga.
Ketiga makna ini berdasar pada visi antropologis kristiani yang pada Yohanes Paulus II itu tersusun dalam personalismenya. Dengan personalisme, dapat ditarik-implikasikan tentang bagaimana cara kerja yang dilihat dan dilakukan dalam hubungan interpersonal. Dalam terang personalisme, bisa dipahami bahwa keluhuran makna kerja tidak bisa lepas dari keluhuran martabat manusia.
Lalu makna kerja yang kedua juga diserukan oleh seorang filsuf terkenal Hannah Arendt dalam Vita Activa, Ia mengemukakan tiga bentuk kerja. Yang pertama Arbeiten (kerja). Ini adalah kerja yang paling dasar yakni untuk makan dan minum. Jadi untuk mempertahankan hidup, perlu bekerja dan pada bagian ini, binatang pun bisa bekerja dengan memanjat pohon untuk memetik buah dan mengais tanah untuk mendapatkan makan. Ini adalah kerja.
Kedua, Herstellen ( berproduksi). Makna kerja yang kedua ini sudah berbeda dengan yang pertama. Pada bagian ini, manusia bekerja dengan melibatkan orang lain untuk memproduksi barang-barang yang dibutuhkan oleh semua orang. Pada bagian ini dimensi sosial dalam kerja sangat menonjol.
Ketiga, Handeln (Bertindak). Makna kerja yang ketiga ini lebih luas tidak sekadar untuk bertahan hidup dan memproduksi barang tetapi bertindak untuk kebaikan bersama (bonum commune). Kerja yang ketiga bersifat politis demi banyak orang.
Para Frater Bekerja |
Dalam sejarah hidup bakti, kerja adalah salah satu jalan untuk mencapai kekudusan. St. Benediktus Abas terkenal dengan adegiumnya "Ora et Labora" berdoa dan bekerja. Kaum hidup bakti tidak hanya berdoa tetapi juga bekerja demi menggapai kekudusan.
Salah satu dari tiga kaul yang diikrarkan adalah kemiskinan. Kemiskinan Injili berbeda dengan kemiskinan material. Para hidup bakti menghayati kaul kemiskinan dengan bekerja untuk keberlangsungan hidup mereka dan dan Umat Allah.
Para Misionaris Claretian memaknai Kerja dalam tiga tujuan. Yang pertama bekerja demi kemuliaan Allah. Dengan menjadi pelayan Sabda, para Misionaris Claretian Bekerja untuk memuliakan Allah dan membuat semua makhluk memuliakan Allah.
Kedua, para Misionaris Claretian bekerja untuk keselamatan jiwa-jiwa orang beriman. Seperti bapa Pendiri St. Antonius Maria Claret yang berkeliling untuk menyelamatkan banyak jiwa orang beriman dengan. Ketiga, para Misionaris Claretian bekerja untuk kekudusan para anggota. Bahwa dengan bekerja untuk kerajaan Allah kekudusan akan menyelimuti setiap anggota.
Banyak orang beriman gereja menggapai kekudusan lewat bekerja untuk kerajaan Allah. Dalam bekerja mereka mengalami kesulitan dan tantangan namun yang bertahan sampai garis akhir akan menang. St. Paulus dan St. Petrus demikian banyak orang Kudus lainnya dalam gereja termasuk St. Antonius Maria Claret telah menggapai garis finis sebagai pemenang dalam bekerja demi kerajaan Allah.
St. Petrus dan St. Paulus |
0 Comments