Cinta yang salah |
Konsep cinta yang dipahami oleh kaum remaja sudah barang tentu berbeda dengan cinta yang dihayati oleh orang tua. Perbedaan ini terletak pada penempatan posisi cinta. Orang tua pada umumnya menempatkan cinta sebagai subjek sedangkan orang muda dan remaja menepatkan cinta sebagai objek.
Perbedaan konsep cinta ini kemudian berdampak pada cara mencinta. Orang tua mencintai suami atau istri serta anak-anak karena mereka adalah subjek cinta sedangkan orang muda terutama kaum remaja, mencintai pasangannya semata-mata karena objek tertentu yang mencolok di indra.
Cinta yang dihayati kaum remaja adalah cinta Eros atau sebatas apa yang tampak seperti, badan yang bahenol, betis yang indah, rambut yang lurus, badan atletis dan hidung mancung. Ini adalah cinta kaum remaja dan kaum muda yang masih bergerak pada taraf fisik (Eros).
Tentu, ini berbeda dengan cinta yang dihayati oleh orang tua. Mereka mencintai tidak lagi memandang fisik. Mereka bekerja siang dan malam karena cinta kepada keluarga bukan cinta seperti yang diidamkan kaum remaja.
Sampai pada titik ini, ketika orang muda sendang mabuk kasmaran, apa pun bisa mereka lakukan tanpa memikirkan konsekuensi yang akan terjadi setelah itu. Dan pada masa ini, kaum remaja masih mencari identitas diri.
Banyak orang mudah yang kemudian jatuh dalam satu godaan untuk mengakhiri hidupnya karena salah menempatkan posisi cinta secara benar. Beberapa di antaranya memilih untuk gantung diri karena telah menyalahgunakan cinta yang mereka miliki. Di sinilah letak wajah ganda dari cinta. Bisa menghidupkan sekaligus mematikan.
Letakan cinta pada tempat yang benar agar hidup menjadi subjek cinta bagi Tuhan, sesama dan alam semesta. Kita adalah makhluk pencinta sebab yang menciptakan kita adalah cinta. Deus Caritas Est, Allah adalah Kasih. ❤️
Selamat mencinta
Matani, 06 Juni 2022✍️
0 Comments