Catatan Kateketik
Dosen Pengampu: Rm.
Ande Duli Kabelen, Pr
·
Katekese adalah salah satu jenis pewartaan
·
Mengapa ada katekese/pewartaan?
Dasar pewartaan adalah Yesus Kristus. Dasarnya
adalah prolog Injil Yohanes: Sabda telah menjadi manusia.
Pewartaan pertama-tama diberikan kepada para
rasul dan kepada Paulus.
Ketika para rasul wafat, pewartaan dilanjutkan
kepada suksesi apostolik, yakni para uskup, dibantu oleh para imam dan para
diakon. Di antara para uskup, dipililah satu orang untuk dijadikan Paus,
pengganti Petrus di Roma.
·
Yang diwartakan adalah Firman Tuhan. Firman itu
diwartakan ke seluruh dunia. Siapakah ‘seluruh dunia’? ‘Seluruh dunia’ adalah
semua orang, tidak terbatas pada teritori negara. Artinya, orang di sekitar
saya juga adalah objek pewartaan.
·
Katekese -> paham Gereja mengajarkan.
Katekese adalah komunikasi iman dari umat, oleh umat dan untuk umat. Dari sini,
posisi hirarki ada di antara umat. Hirarki dan awam adalah pewarta dan
pendengar Firman. Keduanya adalah bagian dari umat Allah.
Apa yang dibutuhkan agar katekese itu terjadi?
·
Adanya kelompok (2/3 orang) yang ingin
berkatekese.
·
Ada tata tertib dalam berkatekese
·
Ada pengalaman hidup (bukan sekadar ilmu
pengetahuan), yakni adanya pengalaman-pengalaman yang disharingkan. Pengalaman
itu bermacam-macam, yaitu pengalaman baik dan pengalaman buruk. Dalam katekese,
semua orang berhak berbicara dan membagikan pengalaman imannya.
·
Adanya fasilitator yang memimpin katekese.
Mengapa ada sebagian besar dari umat tidak terjangkau
pewartaan?
·
Kurangnya tenaga pewarta
·
Muncul kesulitan-kesulitan, seperti bahasa dan
cara berpikir orang
Perubahan paham eklesiologi dari yang berciri hirarkis menuju Gereja umat Allah. Umat Allah adalah semua yang telah dibaptis. Dengan adanya perubahan paham eklesiologi, pewartaan tidak lagi dari hirarki kepada umat, tapi dari umat, oleh umat, dan untuk umat. Inilah yang menjadi landasan dari katekese. Yang telah dibaptis wajib mengadakan pewartaan ke seluruh dunia. Seluruh dunia adalah dunia saat ini. Pewartaan tidak hanya tentang ‘bicara’ tapi juga tentang sikap dan tingkah laku. Sikap dan tingkah laku adalah juga sebentuk cara pewartaan. Kesaksian hidup sangat penting dalam pewartaan Sabda Allah. Jika umat bicara ini itu (misal, “pastor macam apa ini?”) itu artinya ada penolakan
Bacaan Rujukan Mark 16:14-19. Di dalam ayat ini, Yesus memerintahkan para rasul untuk pergi mewartakan Injil kepada semua orang. Para pengganti para rasul saat ini adalah para uskup dan pembantu-pembantunya (Iman & diakon). Konsili Vatikan II melihat gereja sebagai umat Allah dan bukan gereja hirarkis.
Katekese pra KVII peran gereja sebagai pengajar namun para KVII, katekese dipahami sebagai perawartaan dari umat, oleh umat, dari umat dan untuk umat.
Fasilitas Katekese
Peserta
Kitab Suci
Tempat
Kesempatan yang sama.
Fasilitator
1. Kemampuan berkomunikasi.
Seorang fasilitator harus mempunyai kemampuan untuk membuka diri. Ia harus merupakan pribadi Yang mengungkapkan diri untuk bicara dan kemampuan untuk memudahkan para peserta untuk membuka diri.
2. Kemampuan berefleksi
Seorang fasilitator harus mampu Untuk menemukan nilai-nilai dalam Kitab Suci.
3. Kemampuan untuk mendengarkan orang lain.
Tujuan Katekese
Kita semakin meresapi perjalanan hidup sehari-hari.
pengalaman ini membuat kita untuk bertobat
Kita Semakin beriman akan hadirnya Tuhan.
Diskusi Injil Lukas 24:13-35 (bisa ditambahkan dengan catatan masing-masing dari diskusi
masing-masing kelompok)
·
Apa yang
terjadi? -> Penampakan Yesus kepada para murid dalam perjalanan ke
Emaus. Dalam penampakan itu, Yesus berbincang-bincang dengan dua orang murid.
Mula-mula mereka bicara tentang kisah penyaliban Yesus, kemudian berlanjut pada
katekese Yesus berangkat dari teks-teks Kitab Suci, lalu Yesus mengadakan
Ekaristi dengan dua murid tersebut sehingga menyadarkan dua murid itu. Kisah
diakhiri dengan perjalanan kembali dari dua murid itu ke Yerusalem dengan
maksud menyampaikan kabar sukacita tentang kebangkitan Yesus.
·
Siapa
pelaku? -> Dua murid (Kleopas dan murid tanpa nama) dan Yesus Kristus,
para rasul.
·
Apa kata para pelaku? -> Dua murid berkisah
tentang situasi aktual pasca penyaliban Yesus; Yesus berkisah tentang diri-Nya
sendiri dengan berlandaskan Kitab Suci; dua murid itu juga mengadakan pewartaan
kepada para rasul setelah mata mereka terbuka dalam upacara pemecahan roti yang
dilakukan oleh Yesus.
·
Apa yang
mereka perbuat? -> Bercakap-cakap; makan bersama (Ekaristi); pewartaan
·
Bagaimana
dengan mereka? -> Hati para murid berkobar-kobar mendengar Sabda Yesus
·
Akibat
atau tindakan apa yang diambil? -> Kembali ke Yerusalem untuk
memberitakan Kabar Gembira tentang Kebangkitan Yesus.
·
Teks Lukas 24:13-35 adalah sebuah teks katekese
yang asli. Teks tersebut memiliki unsur-unsur berkatekese: 1. Ada masalah yang
dibahas; 2. Ada dialog dengan Yesus (melalui bacaan Kitab Suci); 3. Adanya efek
yang menggugah hati (hati berkobar); 4. Ada tindakan nyata pasca katekese
Kemampuan Fasilitator dalam Berkatekese
·
Kemampuan berkomunikasi
ü
Kepribadian fasilitator. Yang dimaksudkan adalah
kepribadian yang menyatukan, bukan memisahkan.
ü
Mampu membuka diri terhadap persoalan yang ada
ü
Kemampuan untuk menciptakan suasana yang nyaman
agar para peserta mau membuka diri dalam sharing
·
Kemampuan berefleksi
ü
Sharing
tidak sekadar cerita pengalaman manusiawi, tapi mengangkat kisah itu menjadi pengalaman
iman, yakni melihat pengalaman manusiawi dengan menggunakan kacamata iman.
Apa tujuan dari berkatekese?
·
Supaya dalam terang Injil, kita bisa melihat
pengalaman-pengalaman manusiawi sebagai pengalaman ilahi.
·
Pengalaman-pengalaman itu diharapkan menghantar
orang-orang atau peserta katekese kepada pertobatan
·
Dengan menyadari bahwa Tuhan berada di tengah
kehidupan manusia, kita semakin beriman dan berharap pada Tuhan hingga kemudian
membawa orang kepada pengamalan dalam hidup. Dengan demikian, kita disatukan
dengan Kristus.
Proses untuk sampai tujuan
Langkah 1: Mengamati suatu fenomena dalam masyarakat. Suatu persoalan ini bisa dilihat seperti ketidakadilan. Allah berbicara melalui pengalaman konkret sesuai dengan kebudayaan dan adat istiadat kita. Diperlukan analisis sosial.
Langkah 2:
Merefleksikan situasi konkrit manusia dalam terang Sabda Allah.
Langkah 3: Aksi
apa yang hendak dibuat setelah katekese.
Peserta Katekese Umat.
Orang-orang yang percaya kepada Kristus.
Syarat-syarat Fasilitator
·
Seorang yang menyatukan para peserta. Pemimpin
itu mengayomi semua pihak, termasuk pihak-pihak yang sedang bertikai
· Mampu berkomunikasi. Kemampuan ini tidak hanya
sekadar kemampuan berbicara, tetapi juga kemampuan untuk mendengarkan
. Orang yang mempunyai pengetahuan tentang situasi sosial (keadilan dan ketidakadilan sosial) dan akar ketidakadilan sosial.
Spiritualitas juga penting: spiritualitas kemuridan bagaimana mengikuti Yesus.
Pengetahuan ajaran iman Katolik berdasarkan pribadi Kristus.
0 Comments