Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

"Niut Sae" Bagaimana Reaksi Gereja?

 


 


Kasus pembunuhan Astrid dan Lael kini melebar ke mana-mana. Sejak Randy ditetapkan menjadi tersangka sampai hari ini, belum ada penetapan tersangka baru. Sementara para aktivis sudah berjilid-jilid melakukan aksi damai untuk mendesak Aparat Kepolisian mengungkap para pelaku lain sebab, pihak keluarga masih ragu kalau Randy yang membunuh kedua korban. Atas dasar ketidak percayaan ini, maka pihak keluarga dan para aktivis tidak pernah bosan menyuarakan keadilan bagi Astrid dan Lael.

Berkas  penyidikkan Polda NTT telah dikembalikan untuk dilengkapi sebab pihak kejakasaan melihat bahwa bukti-bukti yang dimasukan oleh pihak Penyidik Polda NTT masih kurang dan perlu dilengkapi. Dikembalikannya berkas ke penyidik menjadi satu kabar yang menggembirakan pihak keluarga dan para aktivis yang sedang memperjuangkan keadilan di NTT.

Terlepas dari perjuangan yang ada, ada beberapa nama yang diserat di dalam kasus ini. Sebut saja Ira Ua yang adalah isteri tersangka, Santy   teman dekat Astrid dan Sonya Tulle, Acra dan Bayu. Nama-nama ini nyaris setiap hari memenuhi beranda media sosial seolah mereka juga ada di balik kematian Astrid dan Lael namun sampai saat ini tidak ada indikasi bahwa mereka akan menjadi tersangka. Namun di tengah memanasnya penyelesaian kasus ini, ada persoalan baru yang muncul yang bisa kita lihat dan pelajari bersama baik untuk kepentingan sipil maupun iman.

Niut Sae Dalam Kasus Penkase

Kasus pembunuhan yang menimpa Astrid dan Lael, kini berkembang dan bercabang ke mana-mana. Sebuah video yang sempat viral lalu ditarik kembali dari peredaran memperlihatkan seorang perempuan yang diduga dimasuki oleh arwah  Astrid dan seketika itu juga ia menyampaikan semua kebrutalan yang ia alami dan Lael di lokasi mereka dibunuh. Di dalam video itu, perempuan yang dirasuki mengatakan bahwa Lael dibunuh di depan matanya oleh IU.

Selain itu, juga bahwa Astrid sempat mengadakan perlawanan akan tetapi para pelaku banyak, maka Astrid hanya pasrah hingga pada akhirnya meregang nyawa  secara mengenaskan. Di dalam video itu terlihat Astrid memberontak sebab tidak sudi melihat putera semata wayangnya dihabisi di depan matanya. Meski demikian, ia berjuang untuk menyelamatkan Lael namun gagal.

Video itu beredar ke mana-mana dan menarik banyak simpati dari para pencari keadilan. Banyak orang mengomentari nama-nama yang disebutkan oleh si perempuan saat mengalami kesurupan atau Niut Sae. Demi keamanan perempuan yang dirasuki itu, maka pihak keluarga meminta agar video yang beredar ditarik atau dihapus dari media sosial.

Pro dan Kontra Niut Sae

Budaya Timur sangat meyakini keberadaan Niut Sae. Bahkan di Timor sendiri terutama di Timor Tengah Utara hingga Timor Leste menyakininya. Orang-orang Dawan menyebutnya Niut Sae yang arti harafianya adalah Arwah Naik atau masuk. Dan orang-orang Tetum menyebutnya Matebian Sae yang maknanya juga sama yakni arwah naik atau masuk. Banyak budaya di Timor dan Flores sangat meyakini keberadaan Niut Sae.

Meskipun budaya dan tradisi mempercayainya namun tidak semua orang menerimanya sebagai kebenaran dan bukti yang valid dalam sebuah perkara. Tradisi-tradisi Timur masih memegang erat kepercayaan bahwa setelah kematian seseorang ia akan kembali untuk berbicara melalui raga orang lain.

Niut Sae terjadi ketika kematian orang itu tidak dikehendaki atau mati secara tidak wajar seperti kecelakaan, pembunuhan dan juga serangan roh jahat. Semua ini akan terungkap ketika arwah orang yang telah meninggal masuk ke dalam raga orang yang masih hidup. Di dalam budaya ini menjadi petujuk teknis bagaimana kita mengetahui alasan kematian orang itu.

Meski banyak budaya masih mempercayainya, tidak sedikit orang yang ragu dengan Niut Sae. Bagi mereka ini sekadar sensasi dan rekayasa belaka untuk mengungkap secepat para pelaku pembunuhan. Memang soal keyakinan tidak semua hal harus sama-sama percaya. Namun baik yang percaya atau setengah percaya dan percaya penuh, niut sae dalam dirinya sendiri ia ada meskipun tidak diakui.

Hukum Positif. Tidak Mengatur

Negara Indonesia mengakui dua dasar hukum yang pertama adalah hukum positif atau hukum tertulis antara lain yang pertama adalah Undang-Undang, Kebiasaan, Yurisprudensi, Traktatk dan Doktrin. Meskipun demikian Negara Indonesia mempunyai beberapa sumber hukum  yakni, UUD 1945, TAP MPR, PERPUU, Peraturan Pemerintah, Kepres dan peraturan pelaksanaan lainyan.  

Lalu dasar hukum yang kedua adalah hukum konvensional atau hukum yang dihayati tetapi tidak ditulis. Dalam hal ini pemerintah juga mengakui hukum adat yang berlaku di setiap budaya sebagai dasar hukum. Kendati hukum adat diakui sebagai dasar hukum, namun tidak semua hal yang berkaitan dengan adat istiadat dijadikan sebagai dasar untuk pembuktian sebuah kasus.

Kasus Penkase berdasarkan video kesurupan atau Niut Sae yang dialami oleh seorang perempuan saat mengikui napak tilas di lokasi penemuan Astrid dan Lael, tidak bisa dijadikan sebagai salah satu bukti untuk menetapkan tersangka namun bisa dijadikan sebagai petunjuk agar pihak aparat kepolisian bisa mencari dan menemukan bukti-bukti lain dalam menetapkan tersangka baru.

Niut Sae Dalam Pandangan Gereja

Di tengah pro kontra Niut Sae itu, bagaimana posisi gereja Katolik menyikapi hal ini. Banyak komentar yang mengatakan bahwa niut sae tidak sesuai dengan ajaran iman Kristiani. Namun sebelum jauh melangkah melihat apakah sesuai atau tidak maka alangkah baiknya kita memahami pandangan gereja Katolik tentang orang-orang yang telah meninggal dan ke mana mereka akan berlabuh.

Sumber iman Katolik ada tiga. Yang pertama, Kitab Suci, yang kedua tradisi suci dan yang ketiga magisterium gereja. Untuk mengakan bahwa niut sae tidak sesuai dengan ajaran gereja maka rujukannya adalah dari tiga sumber iman yang diakui oleh gereja Katolik di atas sehingga kita bisa mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan alam baka.

Tentang kebangkitan orang-orang mati, banyak ayat Kitab Suci yang membicarakan hal itu. Sebagai contoh ada beberapa ayat yang bisa menjadi rujukan bahwa kebangkitan orang-orang mati tertulis pada Kitab Suci. Yang pertama Yoh 20:8-9, kedua Yoh 11:25-26, ketiga Why 20:6, keempat Why 20:12-13, Rom 6:5-6, Mat 28:56,  Mat 20:18-19, Mark 16:6, Luk 24:6-7,  Kis 3:26,  Fil 3:10 dan 2Kor 5:14-15. Masih banyak ayat yang berbicara tentang kebangkitan.

Selain dasar Kitab Suci, ada juga tradisi suci sebagaimana yang diwariskan oleh para rasul di dalam Syahadat Panjang dan Pendek tentang kebangkitan orang mati ‘kebangkitan badan dan kehidupan yang kekal’ ini adalah rujukan dari tradisi suci tentang kebangkitan. Akan tetapi sebelum orang-orang yang telah mati masuk surga mereka terlebih dahulu dibersihkan di Purgatori dan di tempat ini arwah-arwah orang beriman sangat membutuhkan doa orang yang masih hidup.

Berkaitan dengan niut sae, apakah berlawanan dengan ajaran gereja. Jelas gereja mengakui adanya kesurupan tetapi yang menjadi titik tolaknya adalah kerasukan roh-roh jahat. Kendati demikian roh-roh jahat tersebut mengenal dan mengakui Yesus sebagai Anak Allah hal ini dapat dilihat di dalam Mark 3:11. Jadi kesurupan memang dikenal di dalam gereja sehingga praktek eksorsisme ( Pengusiran Roh-Roh) dalam gereja masih ada sampai saat ini dan ini membuktikan bahwa kerasukan itu benar-benar ada.  

Dasar Alkitabiah/Bibilis Tentang Niut Sae

Perjanjian Lama

Ada seorang di dalam media sosial meminta agar para pendeta atau orang yang memahami teologi untuk bisa menjelaskan Niut Sae dari sudut pandang Kitab Suci. Untuk tidak memperpanjang penjelasan, maka saya menganjurkan para pembaca untuk membuka Kitab Suci Perjanjian Lama 1 Samuel 28:3-25. Setelah dibuka silahkan dibaca secara pribadi. Saya yakin pembaca budiman akan mengerti maksud dari teks tersebut.

Di dalam teks tersebut dikisahkan bahwa Samuel selalu berdoa dan Tuhan selalu mendengar doanya. Namun pada suatu kali Tuhan belum menjawab doanya sehingga ia meminta agar dicarikan seorang yang mempunyai kemampuan untuk memanggil dan berbicara dengan arwah. Lalu didapati seorang perempuan dan ia diminta untuk memanggil arwah Samuel yang telah meninggal. Alhasil, arwah Samuel muncul dan berbicara dengan Saul.

Dari teks ini, dapat kita pahami bahwa praktek pemanggilan arwah juga ada dalam Kitab Suci dan diyakini sebagai salah satu cara untuk mengetahui kehendak Tuhan. Memang tidak semua orang akan mempercayai itu namun apa yang tertulis di dalam Kitab Suci akan tetap tertulis sebab Roh Kudus yang bekerja selama proses penulisan Kitab Suci berlangsung. Oleh sebab itu tidak benar kalau niut sae adalah sesaat. Sebenarnya yang  sesaat adalah cara kita menafsirkan setiap bahasa roh yang ada.

Perjanjian Baru

Setelah melihat kita mendapat penjelasan dari Perjanjian Lama, maka mari kita telusuri apa yang tertulis di dalam Perjanjian Baru tentang komunikasi dengan arwah atau jiwa orang yang telah meninggal dunia. Untuk   menyingkronkan niut sae dalam Perjanjian Lama dengan kebiasaan kita maka baik juga kita dalami teks biblis Perjanjian Baru   yang kita imani di dalam gereja Katolik. Semoga ulasan ini membantu  untuk memahami bahwa Niut Sae atau masuknya arwah orang meninggal ke dalam tubuh orang yang masih hidup juga ada dalam Kitab Suci.

Untuk memperjelas pernyataan ini, maka kita langsung membaca ayat dalam kitab Suci yang mempercayai adanya niut sae atau datangnya arwah orang mati ke dalam dunia orang-orang hidup. Oleh sebab itu kita akan dibantu dengan teks dari Injil Lukas 16:19-31. Teks tersebut berkisah tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin dan bagaimana perlakuan Abraham kepada kedua figur ini setelah kematian mereka.

Yang menarik dari bacaan ini adalah tentang percakapan orang kaya dengan Abraham yang sedang menderita kepanasan di alam maut. Dan bagaimana jawaban Abraham kepadanya. Jawaban itu menjadi kesimpulan yang sangat sahi untuk kita sekalian bahwa pengakuan arwah dari dunia orang mati juga dipercayai oleh Gereja.

Orang kaya meminta agar ia kembali ke keluarga untuk memperingatkan mereka agar tidak hidup seperti yang ia lakukan semasa hidup. Namun Abraham mengatakan bahwa ada kesaksian Musa dan para nabi tetapi orang itu menjawab; Tidak Bapa Abraham, tetapi jika ada yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka juga tidak akan mau diyakinkan, sekalipun oleh orang yang bangkit dari antara orang mati’ (Luk 16:30-31).

Dari kutipan Injil di atas kita bisa menyimpulkan bahwa ada keyakinan tentang kesaksian dari dunia orang mati yang telah bangkit. Oleh sebab itu ayat 30 ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka juga tidak akan mau diyakinkan, sekalipun oleh orang yang bangkit dari antara orang mati’ jika dijadikan sebagai kalimat afirmasi maka akan menjadi ‘Jika mereka   mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka juga  akan mau diyakinkan, sekalipun oleh orang yang bangkit dari antara orang mati.’ Dengan demikian menjadi jelas bahwa pernyataan afirmatif dari Injil ini membuktikan bahwa kesaksian dari dunia orang mati juga diakui di dalam gereja.

Dengan demikian, tidak bermaksud untuk membenarkan setiap kerasukan namun niut sae atau kesaksian arwah yang diragukan banyak orang ternyata ada tertulis juga di dalam Injil dan tidak banyak orang yang mengetahui akan hal ini bahwa semua yang ada di kolong langit tidak ada yang baru tetapi hanya dibaharui saja. Sehingga tidak benar bahwa Niut Sae bertentangan dengan ajaran iman Kristiani. Niut Sae adalah kesaksian orang yang telah meninggal yang disampaikan kepada keluarga dengan cara masuknya roh dan jiwa orang yang telah meninggal ke dalam raga orang yang masih hidup. Salus Animarum Suprema Lex "Keselamatan Jiwa Adalah Hukum Tertinggi.  Tabe

Post a Comment

1 Comments

  1. Silahkan simak penjelasan tentang kesurupan oleh Mgr. Pidyarto Gunawan

    ReplyDelete