Kepada yang terhormat Ibu Ira di mana saja anda berada. Saya menulis lagi surat untukmu. Surat kali ini agak berbeda dari dua suratku yang pertama.
Pihak kepolisian Polda NTT hari-hari ini memasang badan untuk membendung hujatan dan ejekan dari Netizen yang menilai bahwa pengungkapan kasus kematian Astid & Lael terkesan lambat.
Namun, sejak berkunjungnya bapa Kapolda ke Rumah Duka Astrid & Lael sedikit demi sedikit tabir kematian mulai terkuak.
Ira yang terhormat, saya mendengar bahwa sejak mencuatnya kasus penemuan jenazah Astrid & Lael pada 30 Oktober 2021 lalu, kamu sudah mengajukan izin untuk tidak mengajar guna memenuhi panggilan polisi.
Memangnya apa sangkut pautnya kamu dalam kasus imi sehingga kamu izin dini sebelum polisi hasil autopsi keluar bahwa memang benar korban adalah mantan pacar suamimu dan suamimu.
Kepala Sekolah SMPN 5 Kota Kupang mengungkapkan bahwa kamu sejak penemuan dua jenazah di Penkase, ia sudah menghadap sekolah untuk izin karena ingin memenuhi pemeriksaan Polisi.
Berita yang saya dengar ini seperti sebuah dongeng berbau legenda mitis magis. Mengapa demikian, sebab ketika publik belum mengetahui semua kejadian ini kamu cepat-cepat izin dari sekolah.
Kalau dihitung-hitung, sejak penemuan kedua jenazah, hingga hari ini sudah 46 hari. Ini berarti kamu sudah meminta izin selama satu bulan lebih.
Sementara sampai saat ini publik belum mendengar apa kesaksianmu di kepolisian. Mengapa kamu izin dini dengan dalil untuk diperiksa polisi tetapi sampai saat ini kamu terus bersembunyi di belakang status "tersangka tungga" suamimu.
Ataukah kamu sudah diperiksa tetapi pihak kepolisian menyembunyikan data demi menghindari amukan masa dan amarah keluarga korban.
Kaka Ira yang terkasih. Tampilah ke depan sampaikan apa yang kamu ketahui tentang relasi Randy dengan Astrid dan upaya kamu menjaga keharmonisan rumah tangga kecilmu.
Jujur itu akan menyelamatkan jiwamu di akhirat meski ragamu harus menanggung malu, siksa dan cibiran.
"Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka" (Mat 10:28).
Matani, 12 Desember 2021✍
(Pena Keadilan & Kebenaran)
0 Comments