movieweb |
Tertawa! Pernahkah kita tidak tertawa? Tentu semua kita pernah tertawa! Lantas, apa yang membuat orang tertawa? Apakah karena ada kelucuan? Apakah karena ada kesalahan? Ataukah karena kita tidak waras?
Ada dua faktor penyebab orang tertawa. Pertama rasa geli atas suatu peristiwa atau cerita lucu. Kedua, merasa lucu melihat gelak "kesalahan/kebodohan" seseorang.
Dewasa ini, adegan untuk tertawa, bernilai ekonomis. Sehingga tidak mengherankan, banyak acara televisi dan chanel Youtube, menyajikan acara dan konten lucu.
Misalnya acara-acara Tv nasional dan youtube yang mempertontonkan adegan lucu, seperti Extravaganza, Opera van Java, Awas Ada Sule, Comedy traveler, tahan tawa Stand Up Comedy, Kaboax, Komedi Kupang, Komedi Maumere dan Kaka Duki.
Liputan6.com |
Selain itu, kita juga menjumpai acara-acara lawakan manca negara seperti, Mr. Bean, Chaplin and Co dan Bernard Bear.
Semua acara tv ini menyajikan kepada para penonton santapan tawa sepuas hati. Semua aneka hiburan ini menjadi ruang sukacita dalam hidup bersama.
Dalam kesempatan audiensi di Vatikan, Kamis (9/09/2021), Paus Fransiskus menyampaikan beberapa hal penting kepada para bapa Kapitel Claretian untuk selalu bersama dengan umat dengan kedekatan, kelembutan dan kasih sayang.
Di penghujung pertemuan, Bapa Suci berpesan kepada para bapa Kapitel agar tidak kehilangan selera humor dalam bermisi.
wa "Jangan kehilangan selera humor anda. Tertawalah di komunitas, buatlah lelucon. Rasa humor adalah rahmat sukacita dan sukacita adalah dimensi kekudusan". Kata Paus Fransiskus. |
Senada dengan itu, bagi yang sempat membaca tulisan ini, saya harap setelah membaca tulisan ini, tertawalah dalam kebersamaan. Sebab kalau tertawa sendiri nanti dikirain lulusan "S 3" dua kali (Sinting, santuy dan santet😂) dan (Sembrono, Sok-Soan)😂.
Kita lanjut! Jauh sebelum Bapa Suci menyentil soal humor dalam hidup bersama, Gereja Katolik juga memiliki orang Kudus yang humoris.
Ya boleh jadi dia adalah pelindung para pelawak😁. Santo itu adalah St. Filipus Neri orang Florence, Italia pada 22 Juli 1515.
Pada tahun 1551, ia ditahbiskan menjadi imam Katolik. Kemudian ia ditugaskan Ke Gereja San Girolamo. Dalam pelayanannya ia selalu mengingatkan umatnya untuk tertawa dan membuat humor sebab tertawa itu salah satu sumber sukacita.
"Bersukacitalah senantiasa, karena sukacita adalah jalan untuk berkembang dalam kebajikan.”
Meskipun ia seorang yang penuh humor, tetapi ia sangat serius dalam kehidupan doanya. Artinya ada saat untuk tertawa, tertawalah sebisa mungkin.
St. Filipus Neri, melihat humor sebagai sukacita agar bertumbuh dalam kebajikan. Demikian, Paus Fransiskus juga melihat humor sebagai jalan sukacita menuju kekudusan. Jadi, humor berdimensi ilahi.
Okezone |
Bagaimana dengan gaya tertawa kita dewasa ini? Saat ini Android, Oppo, Apple dan Samsung menyajikan tertawa gaya baru: tertawa elektronik yakni tertawa emotikon (dalam diam) dan tertawa virtual (jarak jauh)
Tertawa emotikon adalah tertawa dalam senyap. Di mana orang tertawa dalam bentuk simbol (emot). Kedua yang kita jumpai adalah tertawa secara virtual di mana dua orang di saat yang sama tertawa tetapi tidak bersama-sama.
Tentu saja, yang dimaksud oleh Paus Fransiskus adalah tertawa dalam kebersamaan yang nyata di mana kehadiran fisikalnya menjadi penentu.
Zonaproangan.pikiran.rakyat.com |
Bahwa semenjak dunia virtual dan digital mengusai hidup manusia, kita melalaikan tertawa komunal fisikal. Kita lebih nyaman tertawa dalam kesendirian.
Tertawa dalam kebersamaan fisikal tanda sukacita bagi sesama dan kekudusan pun dapat terwujud. Jangan lupa membuat humor dalam hidup sebab humor adalah sukacita dan sukacita adalah kekudusan.
0 Comments