fb |
Suatu kali, teman saya bilang begini "teman, saya suka sekali lagu Kuan Kefa. Meski tidak mengerti artinya tapi dari nadanya lagu itu pasti mendalam maknanya". Teman saya ini orang Manggarai.
Dan setiap kali jam rekreasi, lagu "Kuan Kefa" tidak absen
dari panggung musik dan yang menyayikan lagu itu kebanyak bukan orang Kefa. Apa
yang menarik dari lagu itu? Sehingga orang asing pun merasa tersentuh dengan
lagu tersebut.
Ada juga teman yang lain berkata, "kalian orang Kefa suara
bagus-bagus, bisa latih koor dan cipta lagu". Mendengar pujian ini, Au Panke Nfeok hhh.
Pujian ini berdasar pada fakta yang mereka lihat. Mungkin karena saya
bisa cipta lagu, latih koor dan suara bagus (bercanda dulu😂). Kita lanjut pembahasan kita.
Lagu ‘Kuan Kefa’ karya Alm Bapa Vinsensius Kolo asal Kiskase, Letneo Insana Barat, menyentuh lara setiap orang yang mendengarnya
lantunannya. Sebagai orang Kefa, saya bangga dengan lagu tersebut yang menggugah
sukma dan merasuk jiwa banyak orang.
fb |
Kuan Kefa dan
Legendanya
Lagu ‘Kuan Kefa’ erat kaitannya dengan legenda Kota Kefamenanu. Isi lagu
mengisahkan kerinduan orang-orang Kefa perantauan tentang Kuan Kefa.
Rindu ingin kembali ke kampung kenangan di mana segalanya tersedia.
Bersama sanak saudara penuh sukacita. Susah dan senang ditanggung bersama.
Legenda Kota Kefamenanu tentang
jurang yang dalam, dari sana seruan kepada Tuhan dilantunkan.
Pemazmur
Berseru Dari Kefamananu
Mazmur 130:1-2, mengisahkan
orang-orang yang ada di Kefamnanu atau jurang yang dalam. Saudara Emanuel Abi
berseru dari dalam Kefamnanu Kiriwok setelah penyerangan KKB.
Tuhan melindungi orang-orang yang berseru dari dalam Kefamnanu dan
diselamatkan. Kota Kefamenanu, kota Jurang yang dalam, telah didengar Tuhan.
99 tahun Kuan Kefa mengepak sayap
dalam gelindingan ruang dan waktu. Sepanjang rentang waktu itu, Kuan Kefa telah
melahirkan putera-puteri terbaiknya.
Ada yang menjadi Uskup, pastor, suster, frater, pendeta, guru, nakes,
tentara, polisi, pelukis dan banyak profesi lain yang tidak saya sebutkan satu persatu.
Anugerah itu harus terus disyukuri selalu dan tetap berseru kepada Tuhan
baik di waktu untung maupun malang. Sebab setiap orang yang berseru dari
Kefamnanu akan didengarkan.
"Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu ya TUHAN! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku" (Mzm 130:1-2).
Selamat Ulang tahun Kuan Kefa yang ke- 99 🎂 (1922- 22 September - 2021)🎂"
fb |
0 Comments