kompasiana.com |
Salah satu isi Sumpah Pemuda adalah penentuan bahasa nasional; "Kami putera-puteri Indonesia berbahasa yang satu yaitu Bahasa Indonesia".
Bahasa merupakan media komunikasi pertama yang dikenal oleh manusia. Selain warisan darah dan daging, bahasa juga diwariskan kepada manusia melalui lingkungan penutur bahasa.
Dalam kajian budaya, terdapat sembilan unsur budaya dan salah satunya adalah bahasa. Penggunaan bahasa dalam budaya sangat penting demi pewarisan nilai-nilai budaya.
Bahasa menjadi media pemersatu dalam membangun komunikasi sehingga cita-cita yang diimpikan bersama boleh tercapai.
Setiap suku mempunyai bahasanya tersendiri. Indonesia merupakan negara dengan suku, bangsa ras dan bahasa terbanyak kedua di dunia setelah Papua New Guinea.
Hildred Greertz menyebut bahwa Indonesia memiliki 250 bahasa daerah. Dan Bahasa Indonesia menjadi prioritas utama di lembaga pendidikan. Namun pada tahun1980-an kurang lebih 11,09% saja yang menggunakan Bahasa Indonesia dalam berkomunikasi.
Pada Mulanya adalah Bahasa Melayu
Bahasa Melayu berkembang dengan pesat seiring dengan perdagangan orang-orang Melayu di seluruh Nusantara.
Orang-orang Melayu pada abad 15-17 hampir menguasai perdagangan Nusantara sehingga bahasa Melayu ikut tersebar ke seluruh kepulauan Nusantara.
Ketika Islam memasuki Nusantara melalui jalur perdagangan, para pedagang Gujarat mempelajari Bahasa Melayu di kepulauan Selat Malaka.
Perlahan namun pasti, mereka berhasil mengislamkan Kerajaan Malaka dan proses penyebaran Islam dilakukan dalam Bahasa Melayu.
Pengaruh Islam dan Melayu semakin kokoh di seluruh Nusantara. Orang-orang pribumi harus mempelajari bahasa Melayu sehingga memepermudah mereka dalam membangun sebab Bahasa Melayu menjadi bahasa perniagaan di pelabuhan-pelabuhan.
Pada tahun 1546-1547 St. Fransiskus Xaverius menulis Buku Katekismus Bahasa Melayu pertama bagi kaum Pribumi di Maluku. (Boelars, 2005: 64).
Penggunaan Bahasa Melayu dalam penyebaran agama bertujuan untuk mempribumikan ajaran agama sehingga mudah untuk dipahami oleh kaum pribumi.
Pertumbuhan Bahasa Melayu semakin pesat. Hingga memasuki tahun 1900, Bahasa Melayu sudah menembus ruang redaksi surat kabar nasional.
E.F. Douwes Dekker peranakan Indo dan seorang Sarjana Prancis, Antoine Cabaton mulai menulis dalam bahasa Melayu di media perss pada tahun 1909.
Media pertama yang menggunakan bahasa Melayu adalah Medan Prijaji. Kemudian surat kabar Islam Sarotama.
Pada tahun 1924, perhimpunan Indonesia di Belanda menamakan majalah meraka Indonesia Merdeka. Kesadaran Bahasa Melayu sudah cukup meluas hingga lingkup akademis.
Meskipun pada zaman kolonial, Bahasa Belanda menjadi bahasa prioritas dalam lembaga pemerintahan dan pendidikan.
Beralih Menjadi Bahasa Indonesia
Pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda Indonesia mendeklarasikan Bahasa Melayu sebagai Bahasa persatuan dan berganti nama menjadi Bahasa Indonesia.
Pada konggres Bahasa di Surakarta pada tahun 1938 menghasilkan keputusan-keputusan agar mendirikan lembaga dan Fakultas untuk mempelajari Bahasa Indonesia.
Diputuskan bahwa hendaknya. Bahasa Indonesia menjadi bahasa hukum dan alat tukar pikir dalam dewan-dewan perwakilan rakyat saat itu.
Muhamad Husni Thamrin menjadi merupakan anggota dewan rakyat yang gencar menggunakan Bahasa Indonesia dalam sidang paripurna Volksraad.
Dalam pidato-pidatonya di hadapan dewan Belanda ia gencar menggunakan Bahasa Indonesia meskipun mendapat pertentangan dari Belanda. (Pusponegoro dan Notosusanto,1993:281)
Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Nasional (Resmi
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Bahasa Indonesia ditetapkan menjadi bahasa resmi negara. Hal ini termaktub dalam Pasal 36 UUD 45 yang berbunyi:" Bahasa Negara Ialah Bahasa Indonesia".
Meskipun demikian Bahasa Belanda masih menjadi bahasa institusi dan pergaulan dalam lingkup pemerintahan.
Memasuki tahun 1960-an, Bahasa Belanda perlahan-lahan ditinggalkan dan Bahasa Indonesia semakin berkembang dalam lingkup akademik dan pemerintahan.
Hari ini, Bahasa Indonesia berumur 76 tahun sebagai bahasa resmi negara meskipun sudah diakui sejak 28 Oktober 1928.
Bahasa Indonesia adalah Bahasa Melayu Riau yang mengalami perubahan dan penyempurnaan dari masa ke masa.
Perubahan terakhir terjadi pada tahun 1975 dengan dikeluarkannya Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) berkat kerja sama dengan komisi Bahasa Malaysia, Brunei Darusalam dan Singapura.
Selamat merayakan hari bahasa nasional & Hari Sumpah Pemuda yang ke-93 🇲🇨✍
0 Comments